Sunday, November 25, 2018

Makna Perjalanan Haji dan Umroh




Ust Abi Makki, Lc - Makna Perjalanan Haji dan Umroh



Assalamu'alaikum

Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu Wana’udzubiillah minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa Manyahdihillah falah mudhillalah Wa man yudhlil falaa haadiyalah Wa asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh. Amma ba'du. Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa,

Alhamdulillahirabbil’alamin....
Mudah2an pertemuan kita pada malam hari ini disertai dengan rahmat dan berkah Allah SWT, Aamiin ya rabbal’alamin.

......

Pertama yang harus dipegang oleh kita seluruhnya bahwa sesungguhnya ibadah Haji dan Umroh ini bukan kebetulan tapi ibadah Haji dan umroh itu adalah satu rencana yang memang merupakan panggilan dari Allah SWT. Ini adalah satu yang perlu disimak dan diyakini, jadi tidak pantas kalau ada orang ketika dikatakan 'kamu enak ya bisa Haji, kamu enak ya bisa umroh'. Dia jawab 'kebetulan aja waktu luang, kebetulan aja dapat kuota, kebetulan aja diongkosin'. Tidak, tidak jangan bilang kebetulan kalau Haji dan umroh tapi ini merupakan panggilan. Maka ada orang yang daftar 3 tahun baru dapat, 5 tahun baru dapat ya biasa karena memang ini adalah panggilan dari Allah SWT.

Maka para ulama mengatakan 'Tidak ada istilah kebetulan dalam Haji dan Umroh'. Haji dan umroh itu bukan kebetulan tapi panggilan dari Allah SWT, ini pertama. Ini terbukti dari kata-kata talbiyah, ketika kita sudah melaksanakan ihram kita ucapkan dengan kata "Labbaik Allahumma labbaik, artinya ya Allah aku penuhi panggilanMu", berarti Allah sebelumnya sudah memanggil. Jadi ketika ya Allah aku penuhi panggilanMu memang ini adalah talbiyah bukti bahwa kita ini dipanggil oleh Allah SWT. Subhanallah kata-kata talbiyah ini adalah satu hal konsep daripada keberhasilan seseorang baik di dunia atau diakherat dalam hidup. Kita pahami talbiyah, semua tahu talbiyah ya, apal semua ya Talbiyah. Yang sudah hafal semoga Haji dan umrohnya mabrur yang belum Haji dan Umroh semoga bisa Haji dan umroh, aamiin.

"Labbaik Allahumma labbaik, artinya ya Allah aku penuhi panggilanMu". Labbaik laa syarika laka labbaik, Engkau yang tidak pantas aku duakan, untuk disekutukan. Innal hamda, sesungguhnya puji, wan ni’mata dan nikmat, laka wal mulk semuanya kepunyaanMu juga kekuasaan mulikMu, laa syarika lak dan tidak pantas Engkau untuk diduakan”.

Ada puji --> Innal Hamda
Wanikmata --> nikmat
Lakal wal mulk --> semuanya kepunyaanMu juga kekuasaan milikMu
Lasyarikallah dan tidak pantas Engkau untuk diduakan.

Ada: Puji --> Innal Hamda, wanikmata --> nikmat, lakal wal mulk --> Kekuasaan. Pegang tiga ini, puji, nikmat kekuasaan, tiga ini yang dikejar-kejar oleh manusia. Banyak nggak orang yang mengharap pujian dari orang? Banyak, ingin dipuji, yang punya jabatan ingin dipuji dengan jabatannya. Ada orang punya harta, ingin dipuji dengan hartanya. Ada orang yang pinter ingin dipuji dengan keilmuannya. Kira-kira saya sampaikan banyak orang ingin mengharap pujian? Banyak sekali, kadang hanya ingin mengharap pujian dia tidak tahu mengambil halal haram. Kalau sadar puji itu milik Allah beres dunia ini.

Ada orang yang mengambil hak orang lain karena ujung-ujungnyanya ingin mendapat pujian dari orang lain. Makanya dengan mengatakan hati2 kalau manusia sudah ingin mengharapkan pujian dari manusia tunggu kehancuran dari orang tersebut. Biasanya rata-rata orang sombong  yang ingin dipuji oleh manusia. Maka kalau orang sadar kalau segala puji milik Allah, beres.

Orang yang berhaji serahkan dan semuanya puji itu milik Allah, makanya orang yang berhaji atau umroh siap meninggalkan dan menanggalkan. Meninggalkan yang dicintainya di dunia, meninggalkan yang dicintainya di indonesia kalau orang indonesia, meninggalkan anaknya, meninggalkan rumahnya, meninggalkan ayahnya, meninggalkan istrinya. Menanggalkan, itu adalah menanggalkan siapa dia. Siapa dia, tanggalkan semuanya. Jadi meninggalkan dan menanggalkan. Kenapa? Karena puji itu milik Allah


Orang berebut ingin mendapatkan pujian, innal Hamnda, wanikmata, orang mengejar-ngejar nikmat nggak? Nikmat punya siapa? Punya Allah. Al mulk kekuasaan, orang mengejar kekuasaan, kekuasaan pun milik Allah. Kalau seandainya orang paham tentang makna talbiyah, puji milik Allah, lalu selanjutnya nikmat milik Allah, lalu kekuasaan milik Allah, beres, semua serahkan pada Allah SWT.

Di ujungnya dengan mengatakan laa syarika lak, kata-kata laa syarika lak itu terulang dua kali dalam talbiyah coba ulangi “Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak".

Ada kata-kata "laa syarika lak" berapa kali? Dua kali, kenapa coba? Karena kalau tidak faham banget dan faham benar dengan manasik, ibadah Haji itu seperti ibadah yang mana tempatnya hanya batu dan batu. Datang ke Mekkah yang diputerin apa? Batu, diujungnya dimulai dari apa? Batu, hajar aswad. Yang dikecupnya apa? Batu hajar aswad. Setelah tawaf ada sholat dua rakaat itu dibelakang maqam ibrahim, maqam ibrahim apa? Batu. Habis itu kalau ke Mina, Mina itu dibilangnya antara dua gunung, gunung batu bukan? Batu. Habis itu lewat ke arafah, arafah ada Jabbal Rahmah di situ juga adalah puncaknya ketika Rasulullah khutbah wada, itu batu bukan? Batu. Habis itu nanti ke Muzdalifah, Subhanallah itupun diantara gunung batu. Selanjutnya ke Mina ngelontar yang di lontar batu. Ngelontar batu, yang dipakai ngelontar apa? Batu. Ini ibadahnya batu sama batu sama batu.

Subhanallah, maka dengan menyatakan kata-katanya "laa syarika lak" bukan menyembah batunya tapi ada syiar yang indah disitu untuk memahami yang jauh lebih dalam maknanya apa? Sehingga ketika ada Hajar Aswad, Umar bin Khattab mengatakan kamu itu Demi Allah hanya batu, kamu ini hanya batu, kamu ini tidak memberikan manfaat dan tidak akan memberikan mudhorot. Demi Allah seandainya Rasulullah tidak menciummu aku tidak akan pernah menciummu. Saya melakukan ini ittiba kepada Rasul SAW saja. Saya melakukan ini hanya mengikuti daripada Sunnah Rasulullah.

Jadi muqadimahnya:
Umrah dan Haji bukan kebetulan
Makna kalimat talbiyah
Lafaz lasyarikallah diulang dua kali karena hati-hati.

Kalau seandainya ibu bapak dan sahabat-sahabat, tidak akan pernah merasakan nikmatnya ibadah Haji atau Umroh kalau tidak tahu sejarah apa saja ada Haji umroh. Yang paling mahal Haji atau umroh itu bukan ongkosnya tapi greget atau nikmat ketika melaksanakan ibadahnya. Kalau seandainya merasa nikmat ibadahnya, itu karena tahu silsilah sejarah yang ada.

No comments:

Post a Comment

Hukum Pinjam Uang dibank Buat Naik Haji

Hukum Pinjam Uang dibank Buat Naik Haji - Ustadz Abdul Somad Lc MA Tanya Ustadz, bagaimana hukum meminjam uang di bank untuk b...