Sunday, November 25, 2018

Nasehat Ustad Adi Hidayat untuk jamaah haji Indonesia




Nasehat Ustad Adi Hidayat untuk jamaah haji Indonesia

Saya mohon sebesar-besarnya, bagi yang akan berangkat haji tolong ingat nasehat saya ini, tolong jangan antum, maaf sebesar-besarnya kalau kalimat ini kurang menyenangkan 'tolong jangan antum sia-siakan kepercayaan Allah ini tanpa memaksimalkan nilai ibadahnya karena tidak setiap waktu antum bisa berhaji. Belum tentu tahun depan bisa mendapatinya lagi, jadi kalau punya kesempatan sekarang sebelum berangkat maksimalkan. Dan tolong yang punya usaha di KBIH, puya travel, 'Demi Allah saya katakan tolong jangan dzolimi saudara-saudara kita yang akan berhaji, cuman sekedar orientasi dunia saja untuk apa, kasihan. Jual sawah, jual kebun, jual macam-macam sampai sana jadi keliru.

Saya suka bersedih kadang, saya pernah bertugas di sana tahun 2010, untuk thawaf saja banyak orang ketakutan tidak sah thawafnya tapi mengorbanin diri sendiri. Thawaf itu kan doanya yang sunnah cuma ada dua, yang pertama dari hajar Aswad ke Maqam Ibrahim, yang kedua dari Ruqun yammani ke Hajar Aswad itupun doanya sudah kita hafal. Jangankan yang mau Haji, yang belum Haji saja sudah ada di dalam kepalanya, bukan di luar kepala di dalam kepala. Dari hajar aswad ke Maqam Ibrahim, "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar". Dari rukun yammani ke hajar aswad, hafal kita bahkan punya istilah sendiri yang orang Arab aja nggak tahu, "Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar". Apa istilahnya? Tuh, sapu jagat, orang Arab aja nggak ada yang tahu, cuma antum aja yang tahu. Doa jagat nggak ada sapunya, doa sapu nggak ada jagatnya.

Doa yang sunnah cuma itu, tapi itu ada kisahnya yang kalau anda kerjakan dengan benar, ini kan asal mulanya kenapa sampai maqam Ibrahim karena ada kisah. Ini esensinya ada kisah perjalanan spiritual Nabi Ibrahim yang mempraktekan kalimat Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar. Kisahnya nanti ada dinas surat Al Anam ayat 76-80.ketika itu dipraktekkan maka makna subhanallah bukan cuman bicara tapi dipraktekkan isinya dan tidak mudah itu. Sampai dijauhi orangtuanya, sampai diusir dari kampungnya, ada yang dibakar dan sebagainya. Tapi dipraktekkan, Subhanalkah, Alhamdulillah dipraktekkan, laillahaillah dipraktekkan, Allohuakbar dipraktekkan. Apa yang terjadi? Ketika anda bisa mengerjakan ini maka nabi Ibrahim diberikan karunia oleh Allah yang kata manusia mustahil mendapatinya. Rahasianya ada di QS.19 ayat 49-50, "fa lamma'tazalahum wa ma ya'buduna min dunilluhi wahabnu lahu is-ḥaqa wa ya'qub, wa kullan ja'alnu nabiyyā, wa wahabna lahum mir raḥmatinu wa ja'alna lahum lisana sidqin 'aliyya".

Dan ketika nabi Ibrahim bisa mempraktekkan kalimat subhanallah, Alhamdulillah Allohuakbar lantas meninggalkan semua kebiasaan kaumnya yang menjauh dari Allah maka kami anugerah kan hal yang mustahil menurut makhluk kebanyakan. Beliau yang punya istri namanya Sarah, divonis secara medis tidak akan punya keturunan, tidak akan punya anak. Mohon maaf secara klinis divonis menopause dan mandul, sudah tidak punya harapan tapi ketika bisa mengerjakan kalimat-kalimat tadi diamalkan isinya bukan sekedar dikatakan maka kata Allah "wahabnu lahu is-ḥaqa" kami tetapkan istrinya yang divonis tidak mungkin punya keturunan itu dia  bisa mengandung dan melahirkan, sampai kaget itu, ada di QS.51 ayat 24 - 40. Jadi sesungguhnya kenapa kemudian anda diminta meniru itu dari hajar aswad segenap apapun kita, seburuk apapun masa belakang kita yang punya menghitam barangkali dengan banyak dosa terbuka peluang untuk kita mengamalkan kalimat tadi.

Hajar Aswad tadinya putih jadi hitam karena dosa manusia, mungkin karena dosa kita yang menyumbang itu jadi hitam. Makanya ketika orang menatap Ka'bah dengan imannya dia datang dengan membawa kesalahan itu bisa menangis, kenapa? Karena tiba di situ Rahmat Allah diturunkan. Ayo kamu segelap apapun dalam hidup, sebanyak apapun punya dosa, ayo bersimpuh kepada Allah saat ini, anda bisa menangis ketika itulah sadari, apa yang salah? Karena adanya kurang subhanallah, anda kurang Alhamdulillah,anda kurang Allohuakbar. Ikuti dulu jejak nabi Ibrahim ketika anda bisa ikuti itu akhirnya sampai maqam Ibrahim.

Ketika anda bisa kerjakan itu maka Allah buka peluang, mau minta apa sekarang? jangankan yang biasa yang mustahil pun seperti nabi Ibrahim mengalaminya saya akan kabulkan. Makanya anda boleh meminta di saat itu dari maqam Ibrahim sampai dengan rukun yammani. Minta sebanyak-banyaknya, boleh pakai bahasa Indonesia nggak harus bahasa Arab. Jadi saya suka kasihan kadang2 karena takut tawafnya itu tidak sah akhirnya buka buku, muter lagi, pertama ini pertama itu. Tidak salah sih tidak cuman apa yang diminta bukan sesuai dengan apa yang diperlukan. Jangankan diperlukan paham aja enggak, jadi apa yang dibacakan tidak dipahami bagaimana permintaan itu bisa dikabulkan dengan baik sedangkan andapun tidak paham apa yang anda baca.

Akhirnya apa yang terjadi? Sudah dibaca-baca lupa berapa putaran. Itu sering terjadi. Saya mohon dengan sebesar-besarnya coba belajar dengan baik. Akhirnya kenapa kemudian di rukun yammani sampai dengan Hajar Aswad dikembalikan kepada "Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar", karena sifat manusia itu cenderung banyak punya keinginan. Jadi kalau disuruh minta, minta, minta sedangkan apa yang diminta itu belum tentu dibutuhkan. Silahkan cek, bapak kalau punya sepeda mau minta apa? Motor, sudah punya motor minta apa? Mobil. Sudah mobil? Masaya Allah, Kapal, pesawat dan sebagainya. Itu manusia, punya sepeda aja suka dipakai olahraga ba'dha subuh ke masjid belum pernah dipakai. Jadi anda saja yang punya sepeda belum bisa mengantarkan Anda untuk beribadah kepada Allah sudah mau minta motor, terus motor punya belum bisa dipakai ke masjid juga sudah mau minta mobil. Anda butuh kendaraan apalagi supaya bisa mengantarkan anda dekat dengan Allah.

Makanya kemudian diseleksi itu semuaa supaya berkah dunia kita bahagia akherat kita. Maka semua permintaan kita di...lagi harus masuk dalam kategori "Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar", baik untuk dunia anda manfaat untuk akherat anda, ini yang dimaksudkan dua hal tadi. Ini baru urusan thawaf saja belum yang lainnya. Saya punya pengalaman menarik waktu disana, orang ini bagus tapi tidak harus ditiru dengan caranya. Dia sudah lewat di Multazam, dia di situ dia minta pakai bahasa dia. Bagus dan terkabul cuman caranya tidak harus ditiru.

Ada seorang anak muda dia belum menikah datang kesini situ, 'Ya Allah saya belum  punya jodoh ya Allah sampai hari ini, saya datang ke Ka'bah meminta khusus kesini ya Allah mohon kabulkan ya allah kirimkan jodoh yang shaleh ya Allah, ketika memohon tiba2 ada seorang perempuan disampingnya ya tinggi, putih hidungnya mancung, langsung dikasih contoh kayak gini ya Allah. Itu luar biasa, lengkap dah, kurang apalagi. Tapi dia benar, dia minta apa yang dia butuhkan, tapi betul setelah pulang dia menikah saya dikasih kabar tapi bukan dengan yang tadi. Tapi tetap dia terkabul. Banyak cara untuk kita bisa hadirkan.

Itu bisa bayangkan kalau tadi baru sekedar keliru tapi tidak menghilangkan rukun. Dia masih sah, ada yang berangkat sudah sampai sana hilang pahalanya, Allah tawarkan surga tapi dia bakar dengan sifat-sifat yang tidak baik, riya' itu kan hilang. Sekarang orang thawaf saja sambil memegang kamera direkam semua aktivitasnya, kan habis pahala nya. Kan sayang, kenapa nggak diingatkan, kenapa nggak diingatkan. Nah jadi ini yang penting kadang-kadang penting untuk disampaikan sebelum berangkat supaya gak sia-sia.

Sekarang persoalannya, mohon izin apa hubungan dengan bahasan kita, 'ustad enak ya bisa haji dapat surga. Lalu bagaimana dengan kami yang belum dapat kesempatan?' Adakah kita punya harapan untuk bisa mendapatkan surga yang sama yang dijanjikan kepada orang yang haji? Maka masya allah, keadilan allah menjadikan surga terbuka bagi siapapun yang mau berusaha keras mewujudkannya. Maka disampaikanlah informasi kepada nabi dan informasi itu begitu hebatnya karena orang yang berhaji dengan yang tidak berhaji bisa mendapat anugerah yang sama dari Allah SWT tapi dengan cara yang berbeda, itu yang paling menarik.

Apa diantaranya? ayo kita lihat al Bukhori no. Hadits 518, yang dengan keterangan ini baik yang berhaji ataupun yang tidak berhaji sama-sama diminta oleh allah melalui lisan Nabi untuk mempersiapkan sebelum dia masuk kepada momentumnya. Yang belum haji diberikan oleh Allah melalui lisan Nabi persiapan, yang akan haji diminta langsung oleh Al Quran mempelajari persiapannya yang disebut dengan manasik sebelum dia berangkat ke kota mekah dan kota Nabi,  yang tidak haji saking pentingnya keterangan ini diminta sebelum masuk ke momentumnya supaya persiapan dulu seperti persiapan orang yang akan berangkat haji. Jadi orang haji manasik orang inipun dia ibadah dia belajar. Paham sampai sini?...

No comments:

Post a Comment

Hukum Pinjam Uang dibank Buat Naik Haji

Hukum Pinjam Uang dibank Buat Naik Haji - Ustadz Abdul Somad Lc MA Tanya Ustadz, bagaimana hukum meminjam uang di bank untuk b...