Tuesday, February 19, 2019

Hukum Pinjam Uang dibank Buat Naik Haji



Hukum Pinjam Uang dibank Buat Naik Haji - Ustadz Abdul Somad Lc MA

Tanya
Ustadz, bagaimana hukum meminjam uang di bank untuk berangkat ibadah haji dan umroh?

Jawab
Riba, uang riba tak bisa dipakai untuk ibadah. "Innallaha Thayyibun Laa yaqbalu illa thayyiban, makanlah yang baik-baik".

Berangkat umroh mesti baik, "....Allah Maha baik,... Allah tak menerima kecuali yang baik-baik". "Berinfaqlah, berzakatlah, bersodaqohlah, berzakatlah yang baik-baik.

Yang tak baik jangan!.

Monday, February 18, 2019

Hukum Umroh & Haji menggunakan uang Haram



Hukum Umroh & Haji menggunakan uang Haram - Ust. Kalid Basalama

Kata Nabi SAW, "Tidak ada seseorang yang mengambil sumber haram, pendapatan haram, apapun sifatnya! Kemudian dia menafkahkannya di jalan Allah! Hasil korupsi dibuat orang tuanya haji dan umroh misalnya, atau hasil penipuan dipakai sumbang di Masjid, gitu ya.

Tidak ada seseorang yang mendapatkan sumber haram kemudian dia menafkahkan di jalan Allah dan dia didoakan! Oh terimakasih, jazakallah khair, apalah, semoga nanti rezkinya banyak ,,dari sumber haram, kecuali kata Nabi SAW, "Akan menambah beban hukumannya di neraka". Di jalan baik lo ini! tapi sumbernya salah.

Mungkin dia berpikir, 'oh kalau saya umroh hajiin orangtua saya nggak masalahlah, kebaikan'. Tapi dari sumber haram, ini menambah hukuman di neraka! Kenapa? Karena mengambil yang haram sudah haram, menafkahkan yang haram juga haram!, jadi dobel!

Wajibnya Umrah Bagi yang Mampu




Wajibnya Umrah Bagi yang Mampu - Ustadz Erwandi Tarmizi, Lc, MA

Saya sampaikan kepada Anda bahwa sesungguhnya ... hukum umroh wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu!.".....,menjadi kewajiban bagi manusia dan hutang dia kepada Allah untuk dia melakukan perjalanan haji jika dia mampu, Dan perjalanan haji sekalian dia laksanakan kewajiban umroh. Kalau tidak dapat kuota haji, karena sekarang antriannya berapa tahun? 15, 20, 25.

Tau nggak penyebab dari antrian ini? Talangan, betul dana talangan haji. Dana talangannya pakai sistem riba, sebagamana riba telah menghambat jalan, jalanan umum. Karena tahu Anda penyebab macet Jakarta tuh apa? Riba! Karena banyak mobil dengan lising. Kalau semua orang beli mobil dengan tanpa riba, macet nggak kira2 Jakarta? Mungkin tidak!. Dan yang lebih luar biasa lagi, kemacetan itu bukan hanya pada jalan mobil, tapi pada darah manusia pun iya.

Saya nukil pendapat penelitian dari seorang dokter, dokter yang profesor di Mesir. Dia menggambarkan hubungan riba dengan penyakit jantung, penyakit jantung itukan terhambat jalan darahnya, sebagaimana jalan darah manusia terhambat oleh riba. Jalanan manusia juga terhambat oleh riba karena banyaknya mobil dengan beli dengan cara riba. Kendaraan motor juga dengan cara riba, faham Anda itu?. Maka berangkat haji dan umroh dengan menggunakan riba akan menghambat juga, tahu Anda? antrian panjang untuk haji bisa sampai 15 tahun!.

Untuk Bekasi berapa tahun? Mana tadi tukang haji umrohnya mana ini? Hei tukang haji umroh mana? Travel haji mana?. Untuk Bekasi berapa tahun antrean? Anda bayar cash sekarang, nggak bisa sekarang berangkat haji! Nggak bisa!. Nunggu berapa tahun? 13 tahun!. Jangan bilang saya kaya mau.. Mau haji sekarang, nggak bisa! Ngantri dulu 13 tahun. Kecuali Anda bayar 4x lipat dengan menggunakan travel, tapi harganya kalau yang biasa harganya 35 juta kan ya! Dia sampai 150 juta, itu yang bisa berangkat 2 tahun, langsung pun nggak bisa!.

Tapi saya Alhamdulillah, haji udah berapa kali ya, 9x saya haji, tanpa riba!. Karena haji saya pertama karena hadiah peringkat 5 besar di LIPIA, itu satu. Haji yang kedua, karena saya sudah di situ kuliah di situ kok. Itu, hampir tiap tahun saya haji, umroh bisa dua kali setahun. Tinggal saya bawa mobil, karena mobil di sana murah Masya Allah, murah ya tuh mobil. Saya beli mobil sedan umur pakai 10 tahun itu harga paling 10 rb real. Ada 10 rupiah nak? Ada bawa uang 10 rupiah? belilah mobil ke sana.

Toyih, di negara Indonesia mahal tuh mobil. Mau saya bawa kemari nggak mungkin karena kena pajak 200x lipat, 200 persen, ngapain 200 persen! Mending saya nggak punya mobil di Indonesia daripada 200 persen pajaknya. Jadi bikin mahal mobil di Indonesia pajaknya itu. Dan di Saudi tidak ada pajak karena Allah mengharamkan pajak. Toyib. Maka umroh wajib bagi yang mampu, minimal biaya umroh sekarang berapa? Apa ukuran mampu itu? Minimal umroh berapa? Pak umroh berapa? Berapa juta? 23 Masya Allah, gede berarti ya!. 23 udah semuanya tuh tinggal duduk, pergi pulang sampai rumah lagi, tanpa bayar satu sen juga? Gede ini ya.

Saya dulu cuman bayar, kalau naik bis 120real kali 3500 berapa waktu itu, 500rb ya, karena jarak tempunya dekat. Cuman 900 kilo Riyadh - Mekah itu, Alhamdulillah. Maka bila Anda punya uang simpanan 23 juta atau 1700 dolar maka wajib bagi Anda untuk melaksanakan kewajiban umroh. Sekali seumur hidup, wajib ini akhi!. Paham... Ada tabungan, bayarkan tabungan..
7.5t

Bolehkah Naik Haji atau Umroh Dengan Cara Hutang




Bolehkah Naik Haji atau Umroh Dengan Cara Hutang - Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc


Tanya
Boleh nggak sih kita naik haji atau umroh dengan cara hutang?

Jawab
Boleh, cuma ngapain sih berat - beratin diri buat sampai ngutang gitu. Kalau memang nggak punya duit ya udahlah, nggak usah berat-beratin diri. Allah mengatakan, "“Layukallifullahu nafsan illa wus’aha …”, Allah tidak membebani jiwa kecuali seuai dengan kemampuan dia. Mampu Alhamdulillah, nggak mampu nggak usah berat2in kok!Cari deh amalan yang sebanding dengan haji dan umroh.

Dahulu di zaman sahabat pak, orang2 fakir miskin dan berkata apa? 'Ya Rasulullah..... , Wahai Rasulullah, orang2 kaya sudah pergi membawa  pahala banyak sekali Ya Rasulullah! Mereka sholat sebagamana kami sholat! Mereka berpuasa sebagamana kami berpuasa! Mereka sedekah kami nggak bisa! Mereka bisa haji, bisa umroh kami nggak bisa!. Gimana Ya Rasulullah?.

Apa kata Rasulullah?, "Maukah aku ajarkan kepada kalian,  amalan yang kalian kalau amalkan itu kalian akan mengejar mereka dalam pahala"! Apa itu wahai Rasulullah?, "Itu setiap setelah selesai sholat baca Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33, Allahuakbar 33x,  ditutup dengan llailla, kalau kalian amalkan itu kalian bisa mengejar mereka".

Eh rupanya orang kaya tahu, diamalin sama orang kaya. Akhirnya orang fakir miskin datang lagi ke Rasulullah, Ya Rasulullah mereka tahu amalan kami ya Rasulullah. Bagaimana ya Rasulullah? Maka Rasulullah hanya tertawa saja, Rasulullah hanya tertawa dan berkata, "...., itu karunia Allah yang Allah berikan kepada siapa yang Allah kehendaki.

Nahitu Bapak sekalian, jadi kalau kita nggak punya duit, nggak usah ngutang2! Nggak usah ngeberatin diri. Kecuali Pak, kalau memang bapak sebetulnya punya uang cuma uangnya belum ngucur tapi uangnya belum ngucur.  Akhirnya bapak ngutang dulu, nanti kalau uangnya udah ngucur tuh baru dibayar, nggak masalah. Itu artinya sebetulnya Bapak mampu.

Hukum Naik Haji dari Uang hasil Pekerjaan Riba



Hukum Naik Haji dari Uang hasil Pekerjaan Riba - Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MA

Tanya:
Lalu bagaimana dengan ana yang berangkat tadi dengan uang riba ustad, apakah juga tidak sah?

Jawab:
Sah hajinya, tetapi pahala tidak diterima oleh Anda. Kalau Anda mendapatkan uang yang halal berangkat haji lagi.

Jadi Alhamdulillah waktu itu berangkat kan saya nggak terlalu tau tentang riba Ustadz. Jadi 2015 kemarin saya sudah resign dari bank. Baru mengetahui hal ini makanya juga jadi dilema bagaimana hukumnya.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmadi dalam dananya, "....., bila seseorang berangkat melakukan ibadah haji menggunakan harta yang haram, baru saja dia meletakkan kakinya di atas kendaraan dan dia mengucapkan, 'Ya Allah aku sambut panggilanMU untuk melakukan ibadah haji', maka tunai cash kontan dijawab oleh malaikat dari langit mengatakan, '... , tidak! tidak diterima kedayanganmu karena engkau datang membawa harta yang haram, datang dengan biaya yang haram hajimu tertolak tidak diterima!.

Maka jangan pernah coba2 melakukan ibadah haji dengan dana tayangan haji dengan dana riba ya, walaupun dengan produk bank syariah. Karena hanya capek hati saya Anda dapat, capek fisik, capek badan! Kemudian ditolak oleh Allah Azza Wa jala.

Maka sering diingatkan, kalau kita sering baca buku2 tuntunan ibadah haji dan umroh yang ditulis oleh para ulama, diantaranya syekh Bin Baz Rahimahullah! Beliau mengingatkan diawal sebelum rukun dan syarat Umroh, hendaknyalah seorang calon jemaah haji atau umroh memilih hartanya yang halal karena dampaknya sangat berat.
 
Tanya:
Jadi kalau saya diberikan rezeki lagi, saya berangkat. Jadi saya juga belum punya hak juga untuk memberangkatkan haji orang tua ya Ustadz?

Jawab:
Belum!

Lebih Utama Bayar Hutang atau daftar Haji / Umroh?




Lebih Utama Bayar Hutang atau daftar Haji / Umroh? - Ust. Adi Hidayat

Tanya

Bismillah, sebagai seorang PNS saya memiliki hutang pada bank konvensional, (Kenapa Anda berhutang? Kalau tidak perlu berhutang, tidak usah berhutang. Biasanya yang menarik pada hutang itu adalah tuntutan2 untuk memenuhi hal2 di luar batas kebutuhan. Memang ada hutang yang diperkenankan, nggak ada masalah. Tapi kalau tidak butuh dengan hutang jangan berhutang. Misal, Anda kalau dengan mengontrak kemudian menabung itu lebih baik dibandingkan dengan Anda mengumpulkan sesuatu yang tidak Anda miliki itu jadi beban nantinya. Tapi insya allah kita bisa lihat).

Jika saya memiliki tabungan untuk melunasinya namun disisi lain saya punya niat untuk umroh dan mendaftarkan haji, mana yang lebih saya utamakan, apakah melunasi hutang atau mendaftarkan haji atau umroh?

Jawab

Di sini berlaku fiqih prioritas, fiqih prioritas itu mana yang timbangannya paling kuat harus diikuti. Kalau dalam hukum, wajib bertemu sunnah! Wajib diikuti. Sunah dengan sunah, timbang!, muakaddah ambil, ini yang diambil! yang sunah biasa ini kemudian yang dinomorduakan. Kalau sunah bertemu dengan yang di bawahnya mubah, sunah kerjakan! mubah kemudian didiamkan.

Nahini, mana pertemuan antara daftar haji dengan bayar hutang? hutang dahulukan!. Karena kewajiban membayar hutang itu di atas kewajiban yang lainnya sepanjang dia bukan hal yang sifatnya harus menuntut. Seperti sholat dan sebagainya. Haji itu kan syaratnya QS. 3 ayat 96-97 nya "maniistathaa'a ilaihi sabiilaa", Jika punya kecukupan untuk mewujudkannya". Antum belum cukup karena harta itu harus dibayarkan dulu pada yang.... Jadi kewajiban untuk Antum.

Karena itu ketika terlunasi itu semua misalnya dalam kebaikan maka dari situlah kemudian baru berlaku Antum untui mulai meniti jalan untuk menunaikan ibadah hajinya. Kecuali jika itu bisa dibagi dua, misal kewajiban memberikan hutang sekian, masih ada kelebihannya dari situ silahkan! Cicilan diberikan misalnya, kemudian yang ini dipakai untuk menabung itu nggak ada masalah. Kalau tidak mengganggu cashflow Antum, kebutuhan yang harus dipenuhi. Jelas ya!.

Ingat, seorang yang wafat dalam keadaan masih menanggung hutang maka dia tergadai, terikat! Maksud terikat itu nanti dibatalkan di akhirat nanti. Bukan dalam bentuk uang, karena uang sudah nggak ada! Dalam bentuk amalannya, jadi amalannya akan diberikan kepada orang yang terhutangi darinya. Termasuk maaf, bukan cuman hutang! Amal salah! Ada amal soleh, ada amal salah. Orang yang berbuat amal oleh dan berbuat amal salah maka amal solehnya akan digantikan kepada amal salahnya.

Hadis riwayat muslim, 'Ya Rasulullah, orang bangkrut menurut kami, orang yang sudah tidak punya uang sepeserpun tidak ada aset sedikitpun', logis!. Kata Nabi, ".....Diluruskan oleh Nabi, "Orang bangkrut di umatku itu". Nabi tidak menyebut umatnya Musa, umatnya Isya tapi menyebut umatku. Jadi ada orang mengaku umatnya Nabi Muhammad SAW tapi bangkrut di akhirat nanti.

Anda bangkrut di dunia masih bisa mencari tapi kalau bangkrut di akhirat mau mencari kemana?. Siapa mereka?. ".... Datang di hari kiamat dengan pahala sholat yang banyak, jadi jangankan fardhu sunah juga dikerjakan! Wa siamin, tahun puasa! Wa zakatin, zakat ditunaikan!. Tapi sayang, '....dia juga datang dengan dosa pernah mencela si fulan'! Hobi sholat, hobi mencela. '....menuduh si fulan....
3.34

Fiqih Haji_Doa Thowaf



Fiqih Haji_Doa Thowaf - Ust. Adi Hidayat


Coba lihat sindiran Al Quran halus tajam, bahkan ada orang sholat nggak paham nggak mengerti apa yang dibaca dan dilakukan dalam sholatnya. Silahkan cek, Antum sampai terakhir sholat berapa bacaan sholat yang Antum pahami? Rukuk paham nggak bacaanya? Sujud ngerti nggak yang dibaca? Duduk diantara dua sujud ada berapa doa Antum bacakan, ngerti nggak? Jangan2 selama ini kita kerjakan kita nggak paham! Antum urusan dunia sampai dipelajari, Antum mau ujian dipelajari, dipahami, ujian dipahami.

(Saya tugas 2010 datang seorang pemuda ke Kabah di multazam, dia memohon kepada Allah, ya Allah hamba memohon Ya Allah, anugerahkanlah jodoh yang terbaik untuk hamba ya Allah, hamba belum menikah sampai saat ini ya Allah, sampai datang ke sini meminta. Allahhu Akbar, tiba2 datang disampingnya seorang perempuan, tinggi putih hidungnya mancung, langsung dikasih contoh, kayak gini ya Allah). Lihat sini faqoha, paham. Jadi ini yang paling dasar, kalau disebutkan fiqih maka Antum dituntut untuk paham mengerti. Dan hebatnya semua kaidah dalam ajaran agama kita kalau mau dipelajari maka dasarnya adalah fiqih. Maka muncullah QS. Surat 9 ayat 192, "Wa maa kaanal mu`minuuna liyanfiruu kaaffatan falaulaa nafara min kulli firqatin minhum thaa-ifatun liyatafaqqahuu fiiddiini".

TaFaqqah, ada tasjidnya, tidak semestinya orang beriman semua sibuk beraktivitas, berjuang, bekerja dan sebagainya, maaf meski ada sebagian diantara mereka yang sibuk berjuang ada yang jihad fisik dan sebagainya. Ketika tidak ada jihad fisik, ada jihad yang lainnya, Allahu Akbar. Lihat, mesti ada diantara mereka yang meluangkan waktu untuk mendalami agamanya. Ketika Antun ingin belajar agama disebut dengan kata fiqih, bahkan menggunakan ta dan tasjhid sebelum huruf akhirnya.

Itu menunjukkan kalau ingin belajar agama, Antum mesti serius. Itu tidak mudah, butuh penelitian, butuh waktu, butuh kedalaman. Tapi dasar dari semua itu, jangan sampai Antum serius belajar mendalami tapi nggak paham apa yang dibahas, tafaqquh paham, intinya faham. Makanya ketika Anda ingin praktekkan agama, dasar2 teorinya fiqih. Anda ingin praktekkan sholat, Anda mau belajar tentang sholat fiqqih sholat. Zakat, fiqqih zakat!, haji! fiqih haji, puasa fiqih puasa. Saya belum pernah temukan sampai hari ini, mau sholat cari buku ilmu sholat, nggak ada! Ilmu zakat, ilmu puasa, nggak ditemukan. Kenapa? Ada isyarat dari Al Quran, kalau Anda ingin belajar tentang sholat belajar sampai paham betul bacaan dan gerakan sholat itu baru Anda praktekkan.

Coba lihat sindiran Al Quran halus tajam, bahkan ada orang sholat nggak paham nggak mengerti apa yang dibaca dan dilakukan dalam sholatnya. Silahkan cek, Antum sampai terakhir sholat berapa bacaan sholat yang Antum pahami? Rukuk paham nggak bacaanya? Sujud ngerti nggak yang dibaca? Duduk diantara dua sujud ada berapa doa Antum bacakan, ngerti nggak? Jangan2 selama ini kita kerjakan kita nggak paham! Antum urusan dunia sampai dipelajari, Antum mau ujian dipelajari, dipahami, ujian dipahami.

Itu ujian dunia, kenapa ujian akhirat Antum tidak serius! Sekarang sebentar lagi mau haji, coba Antum perhatikan sebagian kloter sudah sampai di sana. Sampai di Mekah, ada yang sampai di Madinah duluan. Tolong tunjukkan, tolong liat di sana, berapa banyak dari sekian juta jamaah haji yang sedang melakukan ibadah nanti insya allah,  berapa persen diantara mereka yang paham apa yang  mereka lakukan. Saya pernah tugas di saudi 2010, kadang2 kita bingung ada momentum yang membuat kita tersenyum, tidak sedikit yang membuat kita menangis.

Ini thowaf misalnya, thowaf dimulai darimana? Dimulai dari hajar aswad berputar terus sampai ke rukun yamani sampai ke hajar aswad lagi. Teman2 saya mau tunjukkan hal yang sangat sederhana saja, doa thowaf itu kan cuman dua sebetulnya yang diajarkan, sederhana. Satu, dari hajar aswad ke maqom Ibrahim. Bacaanya juga kita sudah hafal,  jangankan yang sudah haji, yang belum hajipun insya allah sudah hafal, "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar". Doa kedua, bahkan Masya Allah bukan cuman di luar kepala di dalam kepala. Dan Antum punya istilah sendiri yang orang Arabpun tidak tahu istilah itu.

Silahkan, rukun yamani ke hajar aswad, doanya Al Baqarah ayat 201, posisi paling kanan sebelah barat. "“Rabbana Atina Fid Dunya Hasanah, Wa Fil Akhirati Hasanah”. Doa apa itu? Tuh antum sendiri punya istilah, 'sapu jagat' orang Arab nggak kenal itu. Antum, cuma Antum yang tahu, doa sapu jagat! doa sapu nggak ada jagadnya! doa jagad nggak ada sapunya, hafal kita. Dari sini sampai sini, dari sini sampai sini cuman dua doang, yang lainnya bebas pakai bahasa kita. Bebas, nggak harus pakai bahasa Arab.

Coba liat, ada sebagian yang tidak mengerti dan tidak diajarkan. Saya katakan kepada para travel, KBIH bertakwalah Antum kepada Allah,  Antum tuh diamanahi, kasihan mereka jual tanah, jual kebun, jual macem2. Mau berangkat tiba2 Antum nggak ajarin yang bener, kasihan. ...buku di lehernya, dibacakan begini, takut kalau tidak sah thowafnya. Kadang2 uniknya doa yang dibaca itu bukan doa yang ia butuhkan, karena nggak ngerti juga apa doanya. Itu kan ada rahasianya, ada hikmahnya, esensinya. Kenapa baca "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar"  Sampai maqom Ibrahim.  Ada kisahnya di situ...

6.02

Persiapan Ibadah Haji & Umrah Sesuai Sunnah


Persiapan Ibadah Haji & Umrah Sesuai Sunnah - Ustadz Adi Hidayat

Karena itu pastikan kita jaga keimanan kita bahkan sampai kembali kepada Allah SWT. Nah semua aktivitas yang didorong oleh iman itu nanti akan mewujudkan satu pekerjaan satu aktivitas yang disebut amal soleh. Kalau cuma amal itu pekerjaan saja ya, ini minum pekerjaan. Jangankan Anda yang tidak berimanpun minum, tapi mesti ada beda antara orang beriman yang minum dengan orang yang belum beriman yang minum. Bahkan di gelas yang sama dan volum air yang sama, beda akan lain orang2 aktivitas dengan iman dengan yang tanpa iman.

Paling minimal orang beriman itu ketika akan mengerjakan aktivitas dia akan merenungkan apakah aktivitas ini disukai oleh Allah SWT atau tidak kemudian dia niatkan semua pekerjaannya karena Allah SWT. Maka disebutkanlah, berdirinya karena Allah, duduknya mengingat Allah bahkan berbaringnyapun mengingat Allah, ini yang dimaksud"الَّØ°ِينَ ÙŠَØ°ْÙƒُرُونَ اللهَ Ù‚ِÙŠَاماً ÙˆَÙ‚ُعُوداً ÙˆَعَÙ„َÙ‰ جُÙ†ُوبِÙ‡ِÙ…ْ"

Karena itu pastikan Anda minum, cari minuman yang disukai oleh Allah SWT, Anda makan biarkan untuk menghadirkan energi untuk menyembah Allah SWT. Demikian bekerja, karena itu orang-orang yang bekerja karena Allah tidak mungkin mencari pekerjaan yang tidak mungkin mencari pekerjaan yang tidak disukai oleh Allah SWT. Karena itu taklimpun itu tidak luput dari dasar iman, tidak sedikit orang ikut taklim tapi karena tidak ada nilai iman dalam dirinya maka hasil taklim nya tidak memberikan manfaat dalam dirinya yang tidak membuat dia dekat dengan Allah SWT. Karena itu ayat taklim ketika diturunkan oleh Allah SWT itu terkait erat dengan iman, QS. 58 ayat 11. Itu ayat tentang majelis ilmu dan diakhiri dengan kalimat yang indah.

Cirinya dua orang yang berhasil masuk ke majelis ilmu dengan ilmu yang benar, "yarfa'illahul-ladziina aamanuu minkum,jadi yang pertama naik imannya dulu. Maka saya sering katakan pada Anda sekalian, kalau Anda belajar dengan kami di sini tapi tidak menguatkan keimanan Anda sehingga tidak lebih dekat dengan Allah. Anda cari tempat majelis ilmu yang lain, cari guru yang lain yang membuat Anda semakin dekat dengan Allah SWT.

Jadi kalau Anda misalnya belajar mendapatkan peningkatan keimanan dari guru manapun ambil maka ilmunya dekatkan diri Anda pada Allah SWT. Kemudian "waal-ladziina uutuul 'ilma darajaatin", Setelah imannya menguat nah di situ berbanding dengan peningkatan pengetahuannya. Di sholatnya dengan dasar ilmu, berasalnya dengan dasar ilmu dan tutunan - turunan yang lainnya.

Karena itulah hari ini kita akan coba menstimulasikan apa yang telah kita bahas dalam setiap pertemuan dimalam jumat terkait khusus dengan ibadah yang sangat tinggi nilainya diisi Allah SWT, yaitu ibadah haji dan umroh yang dibandingkan dengannya. Untuk itu kita bermohon kepada Allah SWT, semoga kita diikhlaskan untuk kajian hari ini, kemudian pembelajarannya kita bisa mendekatkan diri kita dengan Allah SWT. Ilmunya bertambah sehingga kapanpun antum, saya, kita berangkat menunaikan haji maka haji yang dimaksudkan membuat kita semakin dekat dengan Allah dan setiap amalan diisi dengan dasar pengetahuan yang memudahkan kita dalam menunaikannya.....

Silahkan disimak selanjutnya

Arti Haji Mabrur




Arti Haji Mabrur - Ust. Adi Hidayat

....semua taqwa, taqwa, taqwa. Makanya ketika sholat tanha 'anil fahsyai wamungkar,, ketika puasa nafsu segala jenis dan turunannya ditekan. Ketika Anda haji, semua nilai-nilai keburukan dilontar, lontar jumroh aqobah gambaran dari nafsu. Wustho lingkungan terdekat, 'ula lingkungan terjauh. Lempar lempar lempar pulang jadi baik, makanya disebut jadi haji mabrur. Apa yang disebut mabrur? Artinya apa? Bukan diterima!, kalau diterima itu makbul!, makbul. Mabrur bukan diterima itu dari kata birrun, birrun itu kebaikan yang muncul setelah yang kotornya tanggal. Anda pernah cuci baju? Yang kotor ditanggalkan, muncul bersih, nah bersih itu disebut birrun, birrun ingat!. Kalau kebaikan nih sudah melekat kepada pemiliknya maka berubah dari birrun jadi mabrurun dipake.

Jadi haji mabrur itu adalah haji yang prosesnya bisa menanggalkan keburukan - keburukan sifat - sifat yang tidak baik ketika dibawa saat datang berhaji, maka ketika pulang luntur semua itu. Jadi maaf ya, diinsafi di Arofah dikenali makanya disebut Arofah, kenali keburukannya. Minta ampunan di situ, diingat-ingat apa yang sering mempelesetkan saya, meleset disebut dengan izdalafah. Sebabnya disebut dengan muzdalifah. Datanglah kesitu dia, apa yang menyebabkan saya terpeleset, merenung di situ dia dzikir Al Baqarah ayat 198. Lalu dia lontari itu lontar, yang dilontari sejatinya bukan bendanya, yang dilontar sifat - sifat buruknya.

Makanya disebut aqobah, faktor terbesar bagian darif nafsu, wustho lingkaran sekitaran, kadang kitanya baik dapat pasangan yang tidak baik, 'papah tuh gimana? Papah kan walikota masa mobilnya kalah sama camat'. Tuh, muncul itu wustho namanya, lontar lontar lontar lontar. Kadang2 keluarga baik, dirinya baik, masuk kerja menemukan lingkungan yang tidak baik, begitu masuk ke tempat kerja pertama langsung ada amplop yang tidak jelas. Macem2,  jadi tidak baik, dia lontar lontar lontar, begitu dilontar hilang. Makanya orang yang baik itu saat melontar dia sudah punya daftarnya.

Di Arofah dia keluarkan, ini saya saya saya, saya cerewet, saya ini iri hati, saya macem2, begitu dilontar saya, bismillah ya allahu akbar lontar tanggal 10, lontar. Begitu sudah dilontar dia menghadap ke arah kiblat, dia berdoa supaya menjadi orang baik, wa anna minal muslimin, saya tobat ya allah, saya pingin jadi orang baik. Makanya ketika pulang mabrur dia, yang jelek tinggal hilang yang baik muncul. Maka orang Arab sering mengingatkan hadis Nabi, "Al-hajjul-mabruuru laisa lahu jazaa’un illal-jannah”, Haji yang mabrur itu menghadirkan kebaikan itu tidak ada pahala setimpal kecuali surga".

Makanya ketika ada orang - orang pulang dari haji, tiba2 keluar kalimat kotor yang tadinya baik, itu orang Arab sering ngingatkan, yahajj, pak haji. Masuk ke imigrasi koper belum datang, mana koper saya! Kata orang Arab, "Yahajj, pak haji,. Maksudnya bukan memberi gelar haji, maksud orang ini bapak baru haji Pak, yang kotor harus suduah ditanggalkan jangan dikeluarkan lagi, sayang menukar surga dengan kotoran.

Makanya ketika Anda dipanggil haji itu bukan memberikan gelar, tapi itu peringatan dari Allah. Pak haji Adi, Allohu Akbar, apa yang kotor selama ini, yang tidak baik, yang membuat surga saya menjadi tertahan. Itu harusnya begitu bukan jadi kebanggan. Pak Doni, pak haji Doni,  eh!. Ibadah itu nggak ada gelarnya, apa Anda keluar dari sini kemudian jadi SHI,  apa SHI sholat haji infak....

Asal Usul Gelar Haji


Asal Usul Gelar Haji - Ust. Adi hidayat

Tanya;

Ustad Adi kenapa tidak pakai gelar haji?

Jawab:

Untuk apa? Toyib, Haji Muhammad SAW, Haji Abu Bakar, Masya Allah, Haji Umar bin Khattab, pernah denger? Haji Usman bin Affan Ra, pernah dengar? Bapak ibu sekalian, mohon izin, ibadah itu tidak melahirkan gelar, ibadah tidak melahirkan gelar seperti halnya gelar-gelar dunia, ibadah itu tidak. Yang paling dikejar dalam ibadah adalah predikat taqwa karena itu tujuan setiap ibadah itu puncaknya taqwa.

Sholat tujuannya taqwa, QS. 2, ayat 2-3, "Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudal(n) lilmuttaqiin, Siapa Mutaqiin ini? Ayat tiganya, "Al  ladziina yu`minuuna bilghaibi wa yuqiimuunash shalaata". Kemudian puasa untuk bertaqwa, Al Baqarah 183, "Yaa ayyuhaal-ladziina aamanuu kutiba 'alaikumush-shiyaamu kamaa kutiba 'alaal-ladziina min qablikum la'allakum tattaquun(a). Haji untuk taqwa, QS. 2, ayat 197, "Wa tazawwaduu fa-inna khairazzaadittaqwa,,,"Berbekallah saat akan haji, bekal terbaik itu taqwa".

Jadi bukan mencari gelarnya, karena ibadah itu tidak melahirkan gelarrrr.... Kalau ibadah melahirkan gelar Masya Allah, ada Bapak Asep pernah sholat, pernah zakat, pernah umroh, pernah haji. Apa gelarnya? SZUH, Masya Allah. Bapak Asep SH, Bapak sarjana hukum? Bukan pak! SH nya apa? Solat dan haji! Huehahe... Masya Allah ya!. Bapak Dodi ZI, Z apa pak, kuliah di mana? Zakat dan Infak!. Masya Allah, itu luar biasa, jadi nggak perlu. Kalimat-kalimat haji yang melekay kepada nama itu asal mulanya adalah ungkapan2 orang Arab, 'hajjan mabruron, wa sa'ian... Semoga hajinya mabrur, sa'inya mendapatkan penerimaan dari Allah, dosanya terampuni, perniagannya juga tidak sia-sia.

Maka ketika orang itu kembali ke tempatnya masing-masing atau setelah haji, maka orang memanggil begini, 'yalhajj-yalhajj, maksudnya untuk kalimat pengingat, 'ya pak haji-pak haji Antum nih sudah haji, jangan sampai perjuangan dalam haji dilunturkan kembali oleh keburukan - keburukan yang menghilang pahala haji. Karena haji itu kalau benar ditunaikan haji mabrur, pahalanya Masya Allah tidak ada yang sebanding kecuali surga. "Al-hajjul-mabruuru laisa lahu jazaa’un illal-jannah”, “Haji yang mabrur tidak balasan baginya kecuali surga” (HR. Bukhari dan Muslim).

Makanya ketika ada orang selesai haji misal, dia masuk ke imigrasi sudah marah-marah, 'mana koper saya ini'? Orang Arab akan mengatakan, 'yalhajj, Pak, Bapak ini sudah haji, jangan sampai keluar kalimat2 yang kotor lagi, karena kalau keluar kalimat yang demikian kasihan, sayang Pak, capek2 haji, sudah dapatkan jaminan surga, tiba-tiba mohon maaf ditanya hilang kembali karena kotoran yang keluar dari lisannya itu.

Jadi asalnya kalimat-kalimat haji itu, kalimat untuk mengingatkan kita bahwa kita sudah menunaikan ibadah besar, ada surga dihadapan kita jangan dikotori lagi dengan amalan maksiat. Jadi kalimat pengingat bukan kebanggaan. Nanti kalau saya disebut misalnya saya pergi ke timur tengah, yalhajj itu saya langsung merenung, yalhaj! hajji! hajji! hajji! ya. Coba silahkan cek, kalau Antum dipanggil hajji! hajji! hajji! biasanya untuk meluruskan kan? Silahkan cek waktu Antum ngaji, sedang berdiri misal disuruh duduk, hajji! hajji! hajji! duduk gitu kan? Hajji hajji hajji belok sini! belok sini! Antum mau pindah, hajji! hajji! hajji! Jangan kesana, kesini! kesini! kesini!. Itu memberikan isyarat-isyarat kebaikan bukan ingin mengangkat gelar antum, bukan.

Jadi nggak usah terlalu repot juga, ketika Antum pulang misalnya kan, belum dipanggil haji Antum perasaan nggak enak, itu kan. Itu menunjukkan bahwa hajinya ada yang belum maksimal. Pak Asep! Lurus saja. Haji Asep! Ohya... Masya Allah, nahitu yang bermasalah. Toyib. Jadi kalau Antum disebut haji segera Antum istighfar, coba ingat-ingat mungkin itu peringatan dari Allah bahwa Antum sudah pernah ibadah mungkin agak banyak kekurangan-kekurangan atau masih mengerjakan maksiat.

Pak Haji Adi,  astagfirullah, saya memang pernah haji jangan2 selama ini masih banyak maksiat, maka istighfarlah kepada Allah, Ya Allah! Ya Allah! Ya Allah! mohon terima haji saya Ya Allah, itu yang digunakan! itu yang digunakan. Toyib

Nazar Memberangkatkan Haji Orang Tua



Nazar Memberangkatkan Haji Orang Tua - Ustadz Adi Hidayat Lc MA


Liat baik-baik ya teman-teman, pahala itu Allah berikan bukan pada hasilnya tapi pada prosesnya. Gini, Antum ingin menghajikan orangtua, toyib, setiap tabungan yang Antum kumpulkan ada pahala nggak? Ada!, setiap tenaga yang Antum jadikan keluar keringet Antum, ada pahalanya nggak?, setiap doa yang Antum mohonkan ada pahalanya nggak? Baik, pilih mana Antum ya? Liat baik2, kondisi pertama ketika selesai nadzarnya dan orang tuanya berhaji bukankah tugas Antum selesai? Jelas ya?

Baik, orangtuanya ketika berhaji tugas Antum selesai kan? Baik, ketika orangtua belum berhaji dengan izin Allah tugas Antum selesai belum? Allahu Akbar, Antum pilih mana?, Antum bernadzar, seminggu orangtua haji, Antum bernadzar maaf seminggu 7 hari, Antum bernadzar 7 bulan baru dikabulkan oleh Allah SWT. Antum pilih tujuh hari atau tujuh bulan? Haaa! Antum mohon kepada Allah, "Ya Allah mohon berikan kesempatan, Ya Allah orangtua saya supaya bisa berhaji, Ya Allah mohon, mohon" dikabulkan oleh Allah SWT. Antum pilih tujuh hari atau tujuh bulan dikabulkan oleh Allah doanya? Mustahil, orang normal pasti ingin tujuh hari! Mustahil tujuh bulan. Ngarang itu kalau tujuh bulan, ngarang.

Orang normal tujuh hari, tapi kalau Antum baca pakai iman, liat baik-baik, 'Amal soleh itu diliat pada prosesnya, Antum menginginkan tujuh hari, tapi Allah menginginkan tujuh bulan untuk memberikan limpahan pahala kepada Antum. Kamu kenapa pingin tujuh hari? Bukankah ini usaha dapat pahala, doa pahala, ikhtiar pahala, setiap rupiah ditabung pahala. Saya berikan tujuh bulan untuk kamu, berikan! Berikan! Berikan!.

Si Fulan saya kasih tujuh hari karena cukup pahalanya, dia mengerjakan ini, mengerjakan itu, saya berikan kebahagiaan untuknya. Kamu butuh pahala yang lebih karena kamu butuh pelajaran untuk mendapatkan itu sehingga dibawa ke dalam masa rumah tangga kamu. Bawa ini, dapatkan pahalanya, dapatkan kedekatannya, bukankah semakin Anda ibadah semakin dekat dengan Allah. Liat rahasianya, begitu Anda dekat dengan Allah pahaka diberikan besar maka ketika berumah tangga kedekatan Anda ini tinggal diteruskan, tinggal di teruskan.

Orang yang sudah dekat dengan Allah maka sampai kapanpun akan dijaga oleh Allah SWT sepanjang tidak berbuat maksiat. Maka yang pertama, Antum jangan terjebak dengan usia, karena tidak ada yang bisa membatasi usia kecuali ajal. Apa Antum kira tujuh puluh tahun kemudian lebih dekat kepada fase meninggal?! "Ustadz, orangtua saya  tujuhpuluh tahun sudah bau tanah"! 'Ehh Antum bau kuburan' ajal itu nggak akan pilih2, mau tua mau muda. Ya Antum 29 bilangnya mungkin Antum meninggal duluan, ya jadi jangan terjebak pada usia terserah Allah, "QS. 7: 74, "...fa-idzaa jaa-a ajaluhum laa yasta/khiruuna saa’atan walaa yastaqdimuuna, Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun".

Kalau tiba ajalnya dia nggak akan bisa dipilih, mau maju atau mau lambat bukan pilihan. Karena itu pertama, solusinya tetap teruskan ikhtiar, teruskan ikhtiar karena Antum terikat dengan nadzar maka wujudkan dulu kemudian ya nadzar tersebut baru kemudian menikah. Dan dengan itu insya allah ridho Allah akam diberikan kepada Antum termasuk rumah tangga Antum. Dan nadzar Antum ini ketika saya baca, itu bukan memastikan orang tua berhaji tapi bernadzar untuk memberangkatkan orang tua haji itu pointnya. Liat baik2, karena tugasnya memberangkatkan maka turunkan kata memberangkatkan itu, bukankah memberangkatkan itu ikhtiar kita sebagai sekarang yang kita akan berangkat dengan sistem yang ada.

Bukankah kita wajib mengumpulkan uang pokoknya untuk pendaftaran, sekarang berapa? 25 juta, Antum nabung sampai dapat 25 juta. Berikan setoran, tambahannya kira2 berapa nanti, pisahkan oleh Antum. Begitu porsinya sudah ada, nomornya sudah ada, segalanya sudah ada, tugas Antum berhenti sampai di situ. Bukankah selesai? Tanggal sekian akan berangkat dan sebagainya, begitu sudah ketahuan ikhtiarnya dan sebagainya, ikhtiar Antum sudah ada, hari leberangkatan sudah diketahui, tanggal diketahui, maka mohonkanlah kepada Allah SWT dengan apa yang telah Antum ikhtiarkan, selesai!.

Antum tidak dituntut untuk memastikan orangtuanya haji, nadzar Antum ingin memberangkatkan haji, maka kalimat ingin memberangkatkan haji di situ celah hukumnya, ambil. Antum nabung, kumpulkan, berikan nomor porsi, serahkan pada orangtua, sudah ketahuan kapan tanggal berangkat, tahunnya tahun berapa!. Maka sampaikan pada orangtua, 'saya bernadzar untuk mendapatkan ini dan saya sudah mendapatkan ini, apakah bapak ibu memberikan restunya ketika akan menikah?.

Lalu antum bermohon kepada Allah SWT, "Ya Allah, saya sudah menabung dengan keringat saya Ya Allah, saya sudah berikhtiar Ya Allah, dan sudah keluar tanggal pemberangkatan orangtua saya, jika dengan nadzar ini belum juga engkau dekatkan jodoh saya, dengan cara apalagi saya bermohonnya". Jelas ya? Toyib, jadi teman-teman yang pertama jangan berhenti untuk meneruskan nadzar ini dan insya allah, Allah berikan yang terbaik.

Terakhir yang ketika saya mau bagi pengalaman, tapi saya persingkat saja ya karena kadang saya suka berhenti di sini dan tidak bisa melanjutkan kajian, jadi saya singkat saja. Singkatnya saya punya keinginan menghajikan ibunda saya, kemudian pada saat itu 2010 saya masih ingat betul, bulan Pebruari saya mendapat undangan untuk jadi salah satu panitia haji di timur tengah. Toyib, ketika dapat kepastiannya saya telepon ibunda saya, 'Bismillah, saya mau haji insya allah tahun ini'!. Ibu saya gembira luar biasa, "Alhamdulillah"!, 'dan mama mesti haji'. "Gimana haji?", mama saya tersenyum, "pasti menyiapkan begini-begini"!. Ayo Bismillah, berapa disiapkan? 25 juta mesti ada. Kapan? Bulan juli, saya masih ingat betul, 6 bulan dari saya tadi sampaikan. Tanggal berapa? Tanggal sekian. 'Bismillah, mama insya allah berangkat dengan saya'.

Baik, antum tahu apa yang terjadi? Maka saya dapatkan, saya bermohon dihadapan Allah SWT, 'Ya Allah, ibu saya mengandung saya, yang merawat saya, yang memberikan titian dalam setiap air matanya, yang kalau saya kisahkan saat ini berhenti kajian kita malam ini. Sebutkan kalimat2nya, bagaimana perjuangannya, macem2nya dan sebagainya, saya mohon kepada Allah. Cukup dengan berdoa? Tidak! saya beli celengan, begitu saya belikan celengan, setiap uang beasiswa saya simpan di situ. Butuhnya berapa tadi? 25 juta! Begitu saya dapatkan, saya berdoa kepada Allah, 'Ya Allah, mohon Ya Allah jadikan setiap dinar yang saya masukkan mempermudah ibunda saya untuk berangkat haji dengan saya. Beliau yang mengandung saya Ya Allah, sebutkan pelan2, pelan2, pelan2. Minta, sebut namaNYA asmaul husna, Allohumma ya Rozaq, Allohumma ya Fatah, masukkan-masukkan.

Teman2 sekalian, masya Allah, demi Allah seminggu sebelum waktu penyerahan untuk pemberian nomor porsi itu saya buka celengan, masya allah! Butuh berapa? 25 juta, begitu saya buka 'wah dapet, sejuta, sejuta! Kurang berapa? 24 juta!. Tapi tiga hari sebelum itu terjadi datanglah ibu2 dari jamaah pengajian, yang entah kenapa kemudian bertanya, 'ustad mau haji ya? Iya! 'ibunya berangkat juga ya?, biarkan kami yang kemudian memberikan segala kecukupannya'!, Masya Allah. Tiba2 disampaikanlah itu dapatlah ibunda saya nomor porsinya, tiga hari itu sebelum penutupan, selesai diberikan dapat nomor porsi.

Lalu saya telpon lagi, bagaimana ma? 'Alhamdulillah katanya, dapat nomor porsi'!, Masya Allah, saya bahagianya luar biasa. 'Kapan mah berangkatnya?', 2013!. Saya bilang, 'saya 2010, saya berangkat tahun ini bukan 2013'. Baik, liat jawaban ibu saya, perhatikan jawabannya, "Mama tidak akan mengambil hak orang lain, 2013 dituliskan tahun segitu saya berangkat". Saya bilang, 'Mah tidak harus ambil hak orang lain, kita bermohon kepada Allah mungkin Allah berkehendak lain, mungkin saja ada tambahan kuota, atau mungkin ada yang mundur kemudian mamah naik ke atasnya. Lalu saya kuatkan ibunda saya, kita berangkat insya allah.

Saya kembali lagi saya minta kepada Allah, 'Duhai Allah, saya minta saya mohonkan dengan kalimat2 yang mungkin kadang sulit untuk dilukiskan setelahnya. Ketika minta, minta, minta, Masya allah, Antum tahu apa yang terjadi? 27 Ramadhan, sedang acara kami dan saya menjadi pada satu moderator, ada rektor, ada macem2 tiba2 ada telpon berbunyi, entah kenapa saya katakan pada rektor 'saya bilang sebentar ada telpon berbunyi'. Biasanya saya matikan itu saya angkat, malam tuh di Libya.

Teman-teman sekalian, tiba-tiba begitu saya terima di ujung sana ada yang menangis gembira, '..mamah bisa haji, besok berangkat, besok berangkat'. Saya langsung simpan telfon saya bersyukur kepada Allah SWT. Seketika saya matikan, Alhamdulillah Ya Allah, Alhamdulillah. Dan ada kisah dibalik itu, kenapa tiba2 terjadi, bisa haji, dan sebagainya. Ada kisah yang sangat luar biasa, apa itu rahasianya? Kita lanjutkan setelah sholat Isya berjamaah, insya allah.

Sunday, February 17, 2019

Ayat Mengenai Ibadah Haji


Ayat Mengenai Ibadah Haji -  Ust. Adi Hidayat

Mulai menit ke 4.06 - 09.44

Bismillah, persoalan haji dan umroh kita turunkan dulu, ayat pertama yang turun QS. 2: 196, di sini perintah untuk menyempurnakan haji dan umroh. Ritualnya dimulai dari ayat QS. 2: 197, kemudian bacaan-bacaan baik saat towaf, sai, atau bahkan saat haji, saat wukuf dan seterusnya saratnya ada di QS. 2: 98. Diperkuat di QS. 2: 200. Kemudian yang ini tafsirnya kita temukan di turunan ayatnya, misal kita ambil, QS. 20: 14, ada juga amalam paska amalan yang ini QS. 4: 103, ada juga dalam bentuk doa saya kotaki QS. 7: 205. Ada dalam bentuk yang lain, ini juga bisa dilakukan saat sai atau towaf, QS. 15: 9, bisa dipraktekkan juga dengan hafalan, ini sudah sering saya tuliskan ayatnya,  QS. 54: 17, 22, 32, 40.
Nanti kita tutup dulu nyampai sini.

Kemudian sa'i nya kita turunkan QS. 2 : 158.

Saat ini kita kembalikan dulu keterangannya pada Al Quran kemudian pada sunnah Nabi SAW. Pertama, ayat tentang haji dan umroh standar perintah ketika diberikan Allah SWT,...
Apa itu? QS. 2, Al Baqarah: 196, paling kiri sebelah bawah,  "Wa atimmuul hajja wal 'umrata lillahi, Wa atimmuul hajja --> "Dan sempurnakanlah haji itu. wal 'umrata dan 'umrah itu karena Allah SWT.

Kalau Anda ingin menunaikan ibadah, termasuk haji, termasuk umroh maka sempurnakanlah ibadah itu diantara kesempurnaannya umumnya. Mari kita lihat misal, sholat ibadah bukan? Ibadah! Ketika Allah meminta kita sholat, Allah minta kita sempurnakan sholatnya bukan sekedar ditunaikan. Buka misalnya, setiap Anda menemukan kalimat sholat selalu diawali dengan kata kesempurnaan. Misal kalimat sholat pertama Al Baqarahbayat ketiga paling kiri sebelah atas, "Wa aqiimuush-shalaata wa aatuuzzakaata, aatuuzzaka.

Kalimat sholat tidak berdiri sendiri, dalam bentuk ibadah bisa Allah mengatakan shollu, sholli, dalam bentuk ibadah ya, dalam bentuk ibadah. Tapi ketika kalimat sholat dihadirkan di Quran dalam bentuk ibadah bukan dalam bentuk doa semata,.....sholli di situ doa. Tapi kalau dalam bentuk ibadah takbir sampai salam, selalu diawali dengan kalimat sempurnakan, sempurnakan, sempurnakan,. Untuk sholat bahasanya yuqimun dari kata aqoma, yuqimu, aqimu sempurnakan, bagi sholat aqimu, dalam haji atimu, dalam umroh atimu.

Perhatikan, kalau ayat Quran bukan firman Allah hanya kreasi manusia saja, saya pastikan setiap kalimat katanya pasti menggunakan satu kalimat yang sama, bagi sholat atimu, bagi haji atiimu, bagi umroh atiimu. Tapi karena Quran bukan rekayasa manusia, bukan kalimat manusia tapi Firman Allah maka kalimat diksinya luar biasa. Kalau Anda belajar bahasa Arab, Anda akan temukan kekaguman yang luar biasa, dalam setiap kalimat perintah itu bisa berbeda katanya tapi menunjuk kesempurnaan di dalamnya. Misal, bagi sholat aqiimu, bagi haji atiimu tapi zakat beda, zakat tidak pakai aqiimu, tidak pakai attimu tapi zakat pakai aatuu...
Buka surat Al Baqarah : 43 paling kanan di pertengahan,,

Coba cek silahkan, sholat aaqiimu, haji atiimu, zakat aatuu dan semua menggunakan bentuk yang sama, maksudnya sempurnakan, sempurnakan, sempurnakan. Jadi ketika Allah menuntut kita untuk ibadah, Allah nggak minta kita asal ibadah. Kalau Anda asal ibadah saja, jangankan Anda! anak kecil juga bisa. Coba ajak anak kecil usia 4 tagun, dia takbir, Anda takbir, Anda rukuk dia rukuk. Tapi rukuknya dia dengan Anda beda, begitu dia mau rukuk otayo otayo rukuk dia tapi yang dibaca tayo. Begitu dia sujud, Subhanarobbi'al adzim, Anda Subhanarobbi'al adzim, dia Subhanarobbi'al adzim. Tapi Anda sujud dia sujud cuman cara dia sujud mungkin beda dengan Anda.

Hukum Wajib Haji Bag - 1



Hukum Wajib haji - Ustadz Adi Hidayat LC MA

Teman-teman sekalian mohon izin maaf ya, kita berbicara pada yang ringan SHOLAT itu panggilan fisik ibadah fisik, zakat panggilan harta, haji itu menggabungkan keduanya. Haji itu ibadah fisik dan harta karena ketika Anda akan berangkat menunaikan ibadah haji mustahil kalau tidak ada perbekalannnya secara harta. Anda harus menyiapkan ongkos berangkatnya, naik haji kan Anda tidak bisa jalan kaki ke sana. Yang jalan juga nanti di jalan ada biayanya, Anda butuh makan, butuh minum, butuh macem2. Toyib, fisik juga sama, nyampai di sana harta banyak, tapi nggak semua bisa Anda bayar. Wukuf,'harta banyak, mas sini, seratus juta ya wukufin', Nggak bisa, nggak bisa.

Anda mau sekaya adapun, status Anda sehebat adapun Anda mesti menunaikan secara fisikal di sana, secara fisikal Anda tunaikan. Karena itu Dia gabungkan antara ibadah fisik dengan ibadah harta, Anda. Anda bayangkan, orang yang ibadah fisik saja mesti direspon setibanya, orang yang ibadah harta saja mesti berusaha mewujudkan hartanya. Anda ingin bersama kalau nggak punya yang dipakai mau pakai apa. Makanya kalau orang ingin zakat tuh tingkatkan kerja kerasnya, ayo kerja kerja, kerja yang benar. Begitu dapat pekerjaan, salarynya meningkat, gajinya didapatkan keluar bagian zakat, cita2 Anda tercapai.

Kalau Anda nggak kerja nggak berusaha mustahil Anda bisa zakat, apalagi Anda bisa infak. Kalau Adzan cuman didengar, tidak direspon, tidak siap2, tidak wudhu, tidak menghadap kiblat, bagaimana Anda bisa sholat?. Sekarang Anda mengatakan ingin haji, ingin haji, Allah panggil Anda dan panggilan itu menggabungkan antara ibadah fisik dengan ibadah harta. Kalau kita tidak bersiap sebelumnya, bagaimana bisa mewujudkannya!. Haji itu tidak mungkin diwujudkan dengan angan-angan, butuh persiapan. Semua ibadah butuh persiapan, nikah itu persiapan, yang belum nikah siapkan, yang belum sholat untuk tahajud malam siapkan. Bahkan mau tajahud pun malam Anda siapkan. Pasang alarm sekian kali, targetnya jam berapa bangun, jam 3, alarm jam 2, yang kedua jam 2 seperempat, yang ketiga jam 2 lewat 30, alarm pertama matikan alarm kedua, alarm kedua siap2, alarm ketiga masih ngantuk masya allah, bangun paksakan jam 3 sholat dua rakaat witir satu rokaat jadi 3 rokaan bangun jam 7, yaahhh,,.

Jadi ada banyak hal, ada yang harus dibiasakan sehingga bisa nyaman. Kalau Anda tiba-tiba ujug2 berangkat, 3 hari sebelum haji berangkat nggak ada persiapan maksimal, mustahil. Karena itu teman2 kita semua dipanggil dan panggilan ini membutuhkan respon dari kita. Kalau cuman iya pingin, iya pingin, bukan cuman Anda aja, semua orang pingin. Tapi apakah semua yang pingin itu memiliki persiapan untuk mewujudkannya. Karena itulah teruskan ayatnya jangan berhenti sampai di sini, pindahkan ke Ali Imron ayat 97, masuk kepertengahan ayatnya, Anda langsung ke tengah, kalau mau baca dari awal silakan "Fiihi aayaatun bai-yinaatun dst, langsung ke pertengahan "walillahi ‘alannaasi hijjul baiti maniistathaa’a ilaihi sabiilaa", ada ayatnya? Baik, baca dari awal "Fiihi aayaatun bai-yinaatun maqaamu ibraahiima waman dakhalahu kaana aaminan walillahi ‘alannaasi hijjul baiti maniistathaa’a ilaihi sabiilaa".

Saya simpan kalimat Walillahi nya, fokus. Dan kerjakan karena Allah, kalau mau diterjemahkan dalam bentuk hak Walillahi, Dan hak Allah kemudian yang berlaku untuk manusia, kalau hak Allah berarti kewajiban kita, kalau hak kita berarti kewajiban Allah. Hak Allah untuk mendapatkan penyembahan dari kita dalam bentuk ibadah, hak Allah menerima ibadah sholat kita, hak Allah menerima ibadah haji kita, hak Allah menerima kesungguhan puasa kita. Kewajiban kita sungguh2 dalam sholat, sungguh-sungguh dalam puasa, hak Allah disembah kewajiban kita menyembah. Kewajiban kita menyembah hak kita mendapatkan pahala, jadi setelah kita sholat hak kita dapat pahala, kewajiban Allah memberikan pahala. Jadi ada hak Allah berlaku untuk hamba, ada hak hamba berlaku untuk Allah SWT. Karena itu dalam pembahasan bab tauhid dan fikih nanti ada yang disebut,,, 'hak hamba kepada Allah, kewajiban Allah kepada hamba,  Hak Allah kepada hamba, kewajiban hamba kepada Allah SWT'.

Maka ketika Allah katakan walillahi... Dan hak Allah SWT, ini hak saya nih, wajib wajib hijjul baiti,, untuk menunaikan ibadah wajib haji, paham? Nah dari sini kemudian ulama menyimpulkan hukum haji itu wajib hukumnya, seperti wajib menunaikan sholat, seperti wajib menunaikan zakat. Cuma turunan2 spesifiknya berbeda, sholat wajib, kewajiban sholat tidak sama dengan nilai kewajiban zakat turunannya berbeda nanti.

Kalau sholat nanti hampir tidak ada toleransi, zero tolerans, baik nggak punya harta saat ini atau punya tetap sholat. Anda berdiri sholat, nggak bisa berdiri duduk tetap sholat berlaku, nggak bisa duduk berbaring silahkan. Qu'udan QS. 4 ayat 103..... "Anda nggak bisa berdiri, duduk! tidak hilang kewajiban sholat. Anda nggak bisa duduk, berbaring. Berbaring masih sulit bergerak, dengan isyarat, isyarat susah dengan mata berkedip, selama masih sadar. Mata nggak bisa berkedip ya kami sholatkan, siap2.

Semua turunan ada, ada semua turunan tapi zakat berbeda, zakat berbeda, belum ada sampai nisabnya belum berlaku. Haji wajib tapi sama2 wajib cuma turunannya berbeda. Maka disatukan nanti di hadis riwayat muslim no. Hadis yang ke 8, malaikat langsung yang mengkonfirmasi kewajiban ini ya kepada Nabi SAW.....

Nah sekarang, bagaimana kewajiban itu bisa kita wujudkan ini poin utamanya. Dan saya melihat bahwa seringkali menurut saya ada yang kurang maksimal dalam memahami kalimat ini, ada yang kurang maksimal. Saya tidak mengatakan salah tapi kurang maksimal, perhatikan ayatnya, 'wallilahi hak allah ala nasi bagi setiap manusia yang beriman kepada Allah, yang mau mendekat kepada Allah, baik fokus, 'hijjul bakti untuk menunaikan ibadah haji,,, manistatoa,,, Siapa yang mau menunaikan ini kata Allah "Saya undang nih, ketika Saya undang hak Saya untuk mendapatkan undangan dari kalian semua itu, untuk datang, kewajiban kalian datang memenuhinya kepada saya!

Tapi apakah semuanya akan memenuhi kewajiban itu? Kata Allah, "manistao... Semua manusia Saya undang tapi tidak setiap manusia mampu mewujudkannya, siapa yang bisa mewujudkan itu?anistaooall. Satu man,, Allah tidak mengatakan "alladzina", "man".

Haji undangan Allah kepada manusia, baik, siapa diantara kalangan manusia... Menit 7.44

Beli Rumah atau Naik Haji Dulu



Beli Rumah atau Nai Haji Dulu? - Ustad Nuzul Dzikri


Tanya

Assalamu'alaikum wr wb
Jika kita baru menikah, mana yang kita prioritaskan, beli rumah atau naik haji?

Jawab

Wa'alaikumsalam wr wb
Hadirin yang dirahmati, terimakasih atas pertanyaannya. Simpel aja, tidak ada satupun ayat yang mewajibkan kita beli rumah, nggak ada. Antum bisa cek dari Al Fatehah sampai An Nas, nggak ada ya ayuhal.... Wahai orang2 beriman belilah rumah, tapi ada ayat yang memerintahkan kita berangkat ke sana, "walillaahi ‘alaa alnnaasi hijju albayti mani istathaa’a ilayhi sabiilan waman kafara fa-inna allaaha ghaniyyun ‘ani al’aalamiina, Dan hak Allah yang wajib ditunaikan oleh manusia, pergi haji jika mampu". Ingat jika mampu bukan jika mau. Banyak orang mampu tapi nggak mau, banyak orang mampu tidak memprioritaskan.

Mobil ada dua, motor tiga ngakunya nggak mampu, gimana ini? Jual semuanya,. Liat di ruang tamu masih ada sofa nggak? Jual sofanya, masya allah. ac ada berapa, yang 2 Pk tiga, jual. Ekstrim banget, nggak ekstrim. Saya tahu ada yang jual rumah untuk keliling Eropa, nggak ada yang bilang dia ekstrim, nggak ada yang bilang dia fundamental, nggak ada yang bilang dia ortodoks, nggak ada yang bilang dia konserfativ. Tapi kenapa kalau udah bicara Mekah Madinah, bicara Muzdalifah, bicara Arofah ekstrim! Emangnya ngapain di Mekah? Kan nggak belajar buat bom di Mekah gimana ekstrim?

Jadi hadirin yang dirahmati oleh Allah, rugi deh ini hidup cuma sekali lalu antum belum sempet ke sana aduh luar biasa. Yang belum pernah haji tapi sudah pernah umroh, umroh nikmat nggak? Nikmat, kan orang nangis umroh. Hadirin, haji ribuan kali lebih nikmat dari itu, itu luar biasa. Antum kalau belum pernah doa di Arofah, aduh rugi antum tuh. Itu pertama kualitasnya, doa terbaik, sensasinya. Kalau antum belum pernah tidur lalu melihat bitang-bintang di Muzdalifah aduh rugi. Walaupun udah pernah tidur di Sultan, sudah pernah di ritz carlton, di jw marriot nggak ada apa2nya. Di Muzdalifsh itu tidur terbaik, berangkat ke sana!.

Mahal ustad, boleh bilang mahal kalau nggak diganti, ini diganti sama Allah bilang mahal! Antum ditawarin mobil, (ini nggak papa sebut merk nanti disensor aja) mobil ava... 800 juta, mahal nggak? Mahal! Tapi kalau kelanjutannya belilah ava... Ini 800 juta nanti tahun depan saya ganti 1M. Kira2 tuh mahal murah? Susah ya pertanyaannya ya, Mahal, ava... 800 juta mahal, kan diganti, digantinya lebih lagi.

Tapi .... itu selang seling antara haji umroh. Apa kata Nabi SAW, "....itu haji umroh itu menghilangkan kemiskinan". Diganti sama Allah, jadi jangan pakai pola dikotomi, kok disensor sih dalilnya, 'mahal nih harga sekian', murah! orang Allah ganti gimana mahal. Kalau Allah nggak ganti aja itu sangat wortid teman2 hadirin.

Antum naik ke puncak Himalaya tuh berapa hadirin? Siapa anak gunung di sini? Naik ke Himalaya berapa? Berapa budget ke puncak Everest? Minimal 500 juta, dan Antum nggak bisa pergi sendiri. Antum habis married mau ke Muzdalifah, ke Arofah bisa tuh bareng istri, tinggal daftar nunggu visa. Tapi kalau mau ke sana nggak bisa, itu harus gabung dengan grup yang resmi dan itu bukan langsung berangkat, bisa nunggu satu tahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun. Dan ada yang suruh bayar 1M, 2M, terus ketika Antum bayar 2M misalnya terus Antum nunggu tiga tahun, kemungkinan Antum berhasil sampai puncak berapa persen? Sebagian bilang dua persen, itu ngantri, ngantri!.

Dan nggak ada keutamaan doa di puncak Himalaya nggak ada, nggak ada, nggak ada sama sekali. Ini Arofah dalilnya macem-macem, Muzdalifah dalil, Mekah dalil, perhitungannya minta ampun. Tapi kalau sampai Amsterdam nginjek tuh gitu loh, kalau Paris sampai, padahal nggak ada dalil suruh ke sana. Ini yang kadang-kadang kita renungkan, jadi itu.. Itu yang perlu kita camkan. Ke Belgia sampai, padahal nggak ada yang ndundang Antum di sana, sampai tuh.

Ini Allah ngundang kita nggak dateng-dateng jadi rugi tuh. Berangkat ke sana, minta semuanya tuh di Arofah. Minta rumah, minta mobil, minta anak yang soleh solehah, minta di sana. Karena sebaik2 doa di sana hadirin. Wallohu ta'ala... Dan diganti, nggak ada orang bangkrut setelah pulang dari sana itu nggak ada.

Saturday, February 16, 2019

Sah Atau Tidak Bila Haji dan Umroh Membayar Dengan Uang Hutang



Sah Atau Tidak Bila Haji dan Umroh Membayar Dengan Uang Hutang - Ustadz Adi Hidayat Lc MA


Tanya
Apa boleh seorang berhutang untuk bisa melaksanakan haji, dengan cara mencicil membayarnya, bayarnya setelah pulang dari haji? Kemudian apakah boleh seorang berhaji menjual mobil? sementara mobil itu dibutuhkan.

Jawab
Bapak Ibu sekalian, pertama mesti dipahami QS. 3 Ali Imron ayat 97 posisi paling kiri dipertengahan sedikit, "Walillahi 'alannaasi hijjul baiti maniistathaa'a ilaihi sabiilaa, dan manusia memiliki kewajiban untuk berhaji, berhaji inget karena Allah ingat karena Allah bukan karena yang lain. Jadi kalau mau haji aturannya lakukan karena Allah, jadi jangan karena motif ingin dapat gelar haji, pingin dapat macam2 dan sebagainya, itu sudah keliru, keliru tauhid fatal ya. Kemudian maniis... Siapa yang berhaji ini,,maniistathaa'a  ilaihi sabiilaa, Siapa yang berusaha untuk mampu mewujudkannya, inget maniistathaa'a bukan mampu tapi berusaha untuk mampu. Jadi selama hidup kita ini mesti berusaha supaya bisa mampu untuk berhaji.

Nah kalimat usaha untuk mampu ini, kemampuan ini kata para ulama juga tidak menyalahi aspek hajat dari darurotnya kebutuhan utama dalam hidupnya. jadi jangan sampai misalnya mengorbankan sesuatu yang memang sangat dibutuhkan yang ketika menunaikan haji atau ibadah tertentu menjadi maaf hidupnya tidak mengandung maslahat. Hidup lebih susah, tiba2 jadi melarat dan sebagainya, jadi misalnya terdesak nanti menjadi fitnah untuk agamanya. 'Kamu jangan haji deh, nanti seperti si fulan habis pulang haji malah minta2, padahal sebelum berangkat haji punya mobil, misal.

Jadi dalam konteks ini, coba cek kalau sifatnya kebutuhan primer yang sekiranya kalau ditinggalkan itu menjadi bahaya untuk hidup maka kebutuhan yang lain ditepikan. Tapi kalau sifatnya kebutuhan sekunder atau bahkan tersier tidak terlalu mendesak nah maka itu yang disimpan, ibadah dahulukan untuk kepentingan selanjutnya. Jelas di sini ya. Jadi jangan sampai misalnya, ada orang mau haji tiba2 dia punya kebutuhan dengan mobilnya, dilihat itu semua. Ketika haji dijual jadi kacau kehidupannya. Jadi malah berpengaruh maka itu jadi hal yang tidak baik. Bersabar lebih baik, cari dari yang lain, dan bantuan kepada Allah SWT.

Bagaimana kalau berhutang? Hutang yang dimaksudkan kalau bisa dipastikan dibayar dalam tempo yang tidak terlalu panjang, ingat tempo yang tidak terlalu panjang. Karena Bapak Ibu tidak tahu kapan akan meninggal, hati-hati ya, maka itu diperkenankan. Saya mau bayar uang kursi aja 25 juta, saya gajian pekan depan. Kalau dipastikan pekan depan ada misalnya, kemudian kita pinjam pada orang lain, lalu kita cicil biayanya dan pekan depan itu ada, itu dah boleh.

Tapi antum nyicil sampai 20 tahun, sampai 25 tahun, pinjem ke sini itu nanti madhorotnya akan menyebar. Dan bukan cuman sendiri untuk orang lain juga. Kenapa sekarang antrean haji sampai puluhan tahun? Salah satu sebabnya bukan karena perluasan di Mekah saja, bukan. Karena kebanyakan yang daftar diberikan kemudahan dengan mengutang ke bank, kasih ini kasih ini.

Sekarang ibu tahu nggak, belum lahir aja udah didaftarin. Kandungan baru satu bulan daftar haji karena tahu nunggunya 20 tahun kemudian, bisa terbayang nggak? Jadi nanti siapa yang punya kesempatan, yang sudah jual tanah, nabung2, macem2. Harusnya memang diputus dulu tuh, putus dulu yang untuk nicil2 itu, simpan dulu. Selesaikan yang sekarang ini, kecuali yang sudah ada, adayang sudah siap kemudian diberikan pendahuluannya, supaya maslahat hidupnya. Jadi hajinya nggak berangkat, ...meninggalkan hutang

Bolehkah Umroh Meminjam Uang Dari Bank




Bolehkah Umroh Meminjam Uang Dari Bank - Buya Yahya Menjawab

Tanya:
Assalamualaikum wr. Wb.
Saya mau bertanya Buya, ada seseorang yang sudah daftar haji tapi sekarang daftar tunggunya kan lama. Jadi orang tersebut sebelum berangkat haji tuh punya keinginan untuk umroh gitu, nah tapi umrohnya dengan keluarga. Karena dengan keluarga kan biayanya banyak jadi perlu banyak nabung juga, kebetulan biaya itu untuk berangkat umrohnya itu kurang biaya. Makanya dia apa namanya utang di bank, nah itu boleh tidak kalau untuk berangkat umroh ngutang di bank? Kemudian bagaimana hukumnya utang di bank itu dengan menitipkan sertifikat. Wassalamualaikum wr. Wb.

Jawab :
Bismillahirohmanirrohim,, mau haji niatnya bagus, mau haji. Taunya daftar sekarang berangkatnya tahun 2036, insya allah panjang umur jangan khawatir. Mau pingin cepat mati atau panjang umur. Kok lama banget? Memang kenapa? Saya pingin cepet loh, takut umur saya.. Oh berarti ibu pingin haji, habis tuh langsung mati gitu, kok kayaknya gitu.

Tenang aja sudahlah Allah yang ngatur, kalau ndak nyampai sudah nyampai pahalanya duitnya diwaris sama anak2, Alhamdulillah. Ibu sudah niat daftar, hajinya tahun 2036 tau2nya besok mati, sudah daftar lagi, semuanya sudah dibayari dapatnya tahun 2036. Ibu dapat pahala sudah nggak dosa karena sudah azam sudah niat, duitnya diwaris sama anak2, untung nggak usah pusing.

Cuman yang jadi masalah itu adalah yang hajinya bukan karena Allah, pengin segera dipanggil pak haji dan bu haji itu yang repot, maksain itu sampai minjem bank segala itu nanti. Kalau karena Allah nggak bakal melakukan yang haram, minjem bank pun yang syar'i. Pinjempun tidak dihimbau, nggak dihimbau haji dengan pinjaman. Akan tetapi berhajilah jika kamu punya duit, kalau kamu tidak punya duit solat dhuhapun dapat pahala haji, kenapa pusing. Saya maksain, oh tanda nggak benar ini maksain ngutang2.

Ngutangnya di tempat yang ada ribanya lagi, wah ini keblinger itu. Itu masuk neraka lewat Mekah itu nanti, ndak bener itu ndak. Jangan dipaksain dengan semacam itu. Itu biasanya nanya bangga2an di dunia saja, hanya ohh Umroh keluarga, Subhanallah,  Allahu Akbar, masuk neraka? Kenapa? Dengan sesuatu yang diharamkan. Wong dengan cara pinjam yang halal saja tidak dihimbau, apalagi pinjem yang harom. Itu bank yang haram ya, kalau bank yang syar'i itupun nggak dihimbau.

Jadi ibu kalau nggak punya duit ya sudah, pokoknya kalau haji maksa itu biasanya tuh hanya karena ketinggalan nggak jadi pak haji bu haji. Sebab kan setan tuh pinter di sini, ibadah semuanya aman kecuali haji, nggak ada orang habis solat langsung sholat Yahya nggak ada, saya habis bayar zakat, nggak ada zakat Yahya, giliran naik haji langsung haji Yahya itu. Makanya berebut haji ini, macem2 hutang sana sini. Tidak usah semacam itu, kalau Anda ingin Umroh dari rizki yang memang sudah dihadirkan oleh Allah.

Ini satu fiqih, tidak wajib bagi kita untuk mencari uang untuk haji, ndak usah bingung. Yang wajib adalah Anda mencari uang untuk mencari nafaqah untuk anak2. Haji tidak diwajibkan Anda mencari duit untuk haji. Lalu kapan saya wajib haji, kalau tiba2 kamu punya duit. Kalau saya nabung boleh? Ya boleh saja, cuman tidak wajib kamu cari duit untuk naik haji. Jadi nyantai, pinjem sana pinjem sini, emang kalau pinjam nggak bayar.
4.16

Bolehkah Meminjam Uang di Bank Untuk Ibadah



Bolehkah Meminjam Uang di Bank Untuk Ibadah - Haji Ustadz Khalid Basalamah


Tanya:
Apa hukumnya meminjam uang dari bank untuk umroh atau haji?

Jawab:

Kalau tidak ada bunga, jadi investasi dalam Islam ada dua ini pernah saya jelaskan. Ada investasi yang sifatnya duniawi, boleh kita ambil keuntungan, investasi bisnis. Ini saya mau buka proyek, satu proyek modalnya sekian, siapa yang mau masuk silahkan. Dapat bagi hasil sekian, bagi hasilnya pun harus prosentase dari keuntungan bukan dari modal, kalau modal riba nggak boleh. Misal, ini modal 100 juta saya mau lima persen dari modal saya setiap bulan, ini riba nggak boleh. Tapi presentase 30 - 70 dari keuntungan, 50 - 50 itu boleh. Untung rugi ditanggung bersama, ini investasi boleh kita negosiasi masalah keuntungan.

Ada investasi akhirat murni, nggak ada sama sekali ada dengan keuntungan. Itu ada dua, hutang piutang dan gadai, ini nggak boleh ada keuntungannya nih. Jadi memang ini dalam syariat kita, orang utang piutang Nabi SAW menyuruh orang yang utang menerima sejumlah dengan yang dia utangkan. Orang yang utang tidak bisa bayar, sunnah ya dimaafkan. Sama dengan gadai, seseorang datang butuh duit, gadaikan rukonya atau mobilnya, "nih mobil saya 100 juta, saya butuh uang 50 juta, digadai satu bulan saya akan bayar". Ini ada dalam Islam namanya hukum rahn,  Nabi SAW Pernah berhutang sekian kilo kurma kepada kaum Yahudi dengan menggadaikan baju perang beliau. Makanya dibolehkan dalam Islam, dan panjang lebar ulama jelaskan.

Tetapi hukum gadai ini tidak ada investasi di dalamnya, tidak ada keuntungan duniawi di situ. Dia sama dengan utang piutang cuma bedanya kalau utang tadi tanpa ada jaminan, kalau gadai ini seperti ada jaminannya. Maka pada saat satu bulan misalnya dia tidak bayar, orang yang mendapatkan jaminan gadai tadi dia punya hak untuk menjual. Misal laku 70 juta, dia ambil yang dia utangkan 50 juta, 20 juta dikembalikan kepada orang yang telah menitipkan atau menggadaikan tadi produknya itu. Tidak boleh diambil semua, banyak orang dzalim di sini, tidak boleh.

Nah kalau utang piutang itu tanpa bunga, murni orang ingin membantu boleh dibayar cash sebulan setahun atau dicicil itu tidak masalah. Tetapi kalau berbunga tidak boleh, kalau bank memberikan bunga tidak boleh sama sekali.

Ada sekarang sistem yang lagi dibicarakan oleh para ulama, tentang umroh yang dibiayai oleh pihak lain dulu. Dia menjual jasa itu, sekarang perbankan syariah banyak melakukan itu. Tapi ini setahu saya masih diperbincangkan, Wallahu 'alam kalau mereka sudah temukan titik temunya. Misal travel A menawarkan jasa umroh 1500 dollar misalnya, lalu datanglah pihak orang individu, atau perbankan atau yayasan, atau apalah ya yang namanya BMT dan seterusnya, negosiasi sama travel, "saya akan jual jasa ini kepada nasabah saya, saya punya nasabah di perbankan saya ini. Sekitar ada buktinya ada rekening sekitar 10rb orang misalnya bank ini punya, saya bisa tawarkan jasa umroh kepada mereka dengan cara bank menyicilkannya. Nanti dari 1500 dollar saya didapatkan diskon berapa? Maka didapatkan diskon misalnya 300 dollar, untuk bank karena biasa jual banyak ke travel ini nanti travel ini yang mengirim jamaahnya maka bisa 1200 dolar.

Lalu bank pun menjual kepada konsumennya dengan 1500 dolar dengan travel nggak ditambah. Cuma dia ngambil fee diskon yang 300 dollar itu, lalu dia mempermudah jemaahnya untuk mencicil 1500 dollar itu. Itu nggak ada masalah. Itu hukum syar'i yang sedang dibicarakan, dan setahu saya para ulama membolehkannya. Kalau seperti ini boleh. Tapi kalau utang dan bunga, kau berangkat umroh atau haji, biayanya umroh misalnya 20 juta atau haji misalnya 100 juta, tapi nanti kamu kembalikan kepada saya 110 juta, ini nggak boleh haram. Tidak boleh.

Umrah dengan dana Hutang



Umrah dengan dana Hutang - Ust. Abdul Somad



Tanya
Ustad, apakah kita berangkat umroh dengan dana talangan berutang boleh apa tidak boleh?

Jawab
Imam Ibnu Taimiyah dalam kitab majmuk fatawa membolehkan berqurban dengan yang ngutang. Ustad, pinjam uang 2,5 juta saya mau berqurban. 'Kua bayar kapan?' Bulan Muharam nanti saya bayar, gandum saya panen. Boleh, boleh berutang untuk ibadah.

Qurban 10 Dzulhijjah, gandum panen 1 Muharam, berutang 20 hari, boleh. Buka majmuk fatawa, Ibnu Taimiyah, kerena ada alat pembayarnya gandum akan panen. Yang nggak boleh itu, "pinjam 2,5 juta mau qurban", apa alat pembayarnya? " Kuserahkan pada Allah SWT. Hah nggak bisa.

Bapak PNS, ASN, kebun sawit ada, keramba ikan ada. Pinjam duit nanti cicil tiap bulan boleh, dengan syarat bukan duit riba. Jangan ke bank konvensional, tapi dengan bantuan sahabat, kawan atau kelompok jamaah taklim pengajian,  yang kayak kumpul duit, pinjamkan kawan2 dicicilnya. Bahkan sebelum berangkat sudah lunas karena sekarang keberangkatan lama. Pekanbaru setor 2017 , berangkat 2031, malaikat maut datang 2030.

Hukum Haji & Umroh dengan Kredit



Hukum Haji & Umroh dengan Kredit  - Ustadz Syafiq Reza Basalamah


Tanya:
Assalamu'alaikum wa wb., Mohon maaf pak ustad mau bertanya, bagaimana pak ustad kalau kita umroh tetapi bayarnya kredit? Sah atau hukumnya bagaimana? Terimakasih, wassalamu'alaikum wr wb.

Jawab:
Masya Allah, bukan cuma motor ya, umroh pun kredit. Jamaah berkaitan dengan kewajiban haji dan umroh, Allah mengatakan, "Allah memberi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh manusia untuk berziarah ke rumah Allah bagi yang mampu untuk berangkat ke sana. ....oleh para ulama ditafsirkan diantara makna...adalah bekal dan kendaraan, artinya kalau orang punya bekal dan kendaraan berangkat.

Yang kedua mengatakan, ....orang kalau mampu jalan kaki, jalan kaki ke rumah Allah berangkat. Mampu berangkat berarti dia wajib. Dan ketahuilah bahwa bikin rumah itu tidak wajib, punya mobil itu tidak wajib tapi berhaji dan umroh itu wajib. Kita kadang kala tuh nunggu tua baru berangkat haji, nantilah ustad kalau sudah tobat berangkat haji. Padahal sudah sepuh nggak kuat lagi di sana. Maka gimana sekarang kalau berangkat umroh dengan kredit, dengan hutang berarti dia nggak mampu untuk berangkat.

Bahwasanya boleh orang itu berangkat haji umroh dengan hutang kalau dia punya aset yang bisa untuk membayar hutangnya. Ada seseorang bilang kalau Anna mati umpamanya, Anna punya rumah bisa dijual untuk nutupin hutang. Tapi ada jaminan ahli waris mau bayarin hutang, kadangkala anaknya enggak bayarin utang orangtuanya. Akhirnya antum ruhnya tidak bisa masuk surga karena orang yang mati syahid itu diampuni dosanya kecuali hutang. Ini orang mati di Medan perang berjihad bener2 tapi gara2 hutang tertahan ...

Maka nasehat anna, jangan kredit macem2 mobil, rumah, motor, juga jangan kredit haji. Tapi nabung silahkan, artinya kalau nabung itu kan bismillah karena seadanya berangkat tahun berapa yang jelas Allah sudah tahu niat antum. Jadi orang yang mau berangkat tolong sudah daftar, jangan ngomong, antum niat haji? ' siapa, siapa muslim yang nggak niat. Sudah daftar? Belum. Kalau niat daftar, perkara nunggunya berapa tahun.

Sekarang daftar, antum sekarang umur 40 tahun berangkat umur 50 tahun. Bismillah, daftar sekarang sambil dicicil, keinginan untuk beli motor baru dipending, beli motor bekas. Karena nggak wajib punya motor, tapi berangkat haji WAJIB!. Barakallah fiikum.

Hukum Haji dan Umroh Dengan Uang dari Bank


Hukum Haji dan Umroh Dengan Uang dari Bank - Ust. Khalid Basalamah

Tanya:
Bagaimana dengan puasa, sodaqoh dan umrohnya seorang yang bekerja di bank?

Jawab:
Kalau bank konvensional, tidak diterima sama Allah. Maksudnya umrohnya ya, itu kan dari uang itu atau dia makan, masalah buat dia. Jadi maaf teman-teman sekalian yang masih begini, nggak mungkin sesuatu yang haram kami katakan halal, nggak bisa.

Itu konsekuensi mempertanggungjawabkan akherat, antum harus berhenti keluar dari situ jangan ketakutan. Dan sudah sering ada pertanyaan seperti ini ya, saya mau keluar tapi saya masih takut, sudah banyak sudah sering kita ulangi.

Dan Alhamdulillah seringkali ada pernyataan surat juga kertas seperti ini yang mengatakan, 'ustad sampaikan bagi orang yang masih tidak mau berhenti, masih ingat dulu. Maka sampaikan saya keluar dan Alhamdulillah Allah bukakan saya Rezki dan seterusnya. Pengakuan cukup banyak berhubungan dengan masalah itu.

Hukum Naik Haji Pakai Uang Hutang



Hukum Naik Haji Pakai Uang Hutang  Oleh Ustadz Abdul Shomad Lc MA



Tanya:

Bagaimana hukum orang yang cicilan haji pak ustad?

Jawab:

Kalau tidak berbunga tak apa2, kalau berbunga riba. Ini hutang 30 juta, bayar 35 juta, riba, HARAM. Berangkat dengan duit haram tak diterima Allah, labbaik allohuma labbaik..aku sambut panggilanku ya Allah, kau tak dapat panggilan. Haram karena kau berangkat dengan uang haram. "Innallaha thayyibun -> Allah Maha SUci, la taqbalu illa thayyiban -> Allah tak menerima kecuali yang suci2 saja".

Oleh sebab itu kalau ada kawan, 'kau mau berangkat haji? Ininada duit 30 juta, pakailah, nanti setelah kau pulang kau cicil ya'. Boleh tak berangkat dengan ngutang? BOLEH, mana dalilnya? Begitu fatwa Syekh Ibnu Taimiyah, dalam kitab majemuk Fatmawati tentang masalah qurban.

Qurban bulan Dzulhijjah gandum panen bulan Muharam,' Pak minjem duit pak Faisal dua juta saya mau beli kambing untuk qurban'. Kapan ustad bayar? ,'Nanti saya bayar Insya Allah sawit saya panen bulan Muharam. Nah tuh boleh, namanya ..."hutang yang ada diharapkan pembayarannya", tuh boleh. Yang tak boleh itu, 'Pak saya minjem duit dua juta saya mau qurban. Pembayarannya pak ustad?. Kuserahkan pada Allah SWT, nah itu tak bisa.

Dia PNS, gajinya tiap bulan ada, atau dia pegawai swasta, atau dia punya usaha lalu dia pinjam untuk berangkat, boleh karena ada yang dia bayarkan.

Friday, February 15, 2019

Hukum Umroh Dengan Uang Mengandung Riba


Hukum Umroh Dengan Uang Mengandung Riba - Ust Khalid Basalamah


Tanya:
Apa hukum umroh yang menggunakan uang yang mengandung uang riba?

Jawab
NGGAK BOLEH, ibadah nggak boleh pakai uang haram, NGGAK BOLEH. Uang korupsi, uang riba, uang curi, ngambil uang warisan keluarga nggak boleh sama sekali, haram. Nggak diterima oleh Allah SWT, kata Nabi SAW, "Allah suci dan bersih tidak terima kecuali suci dan bersih".

Hukum Ikut Undian Umroh



Hukum Ikut Undian Umroh - ust. Khalid Basalamah


Tanya
Ustad, apakah boleh kita mengikuti undian berhadiah umroh atau uang? Apabila kita mengikuti undian umroh atau uang di bulan ramadhan....

Jawab:
Baiklah, apakah boleh ngikutin undian?. Kalau ini adalah, misal contoh saja ya, kita kerja di satu kantor dan kantor ini mengatakan siapa pegawai yang berprestasi tahun ini maka akan diberikan umroh ramadhan. Dihubungkan dengan prestasi kerja, nggak masalah boleh saja. Yang tidak boleh teman-teman, kalau misal undian mobilkah, undian umrohkah, rumah.

Yang banyak sekarang kan mobil sama motor biasanya ya ditaruh di mall - mall, yang belanja dapat kupon, isi kuponnya nanti diundi. Kalau antum kebetulan belanja di situ, kebetulan belanja memang lagi ada hajat di supermarket atau beli baju, ada kupon diisi dapat nggak masalah.

Yang tidak boleh adalah sengaja beli produk di situ sampai numpuk2 untuk kumpulin kuponnya mengejar target hadiah itu, ini sudah masuk dalam judi mengundi nasib. Nahini masuk juga kalau dalam umroh tadi tergantung, kalau ada syarat - syarat sehingga kita akhirnya berkorban hal-hal yang tidak perlu semestinya hanya untuk itu, itupun mengundi nasib bisa dapat bisa endak. Ini nggak boleh.

Hukum Travel haji/Umroh Kerjasama dengan Bank Konvensional


Hukum Travel haji/Umroh Kerjasama dengan Bank Konvensional - Ustad Khalid Basalamah

Mulai menit ke 5.20- selesai

Tanya:
Pertanyaan kedua tadi Bagaimana dengan travel haji umroh yang menawarkan jasa untuk daftar umroh dengan bekerjasama dengan bank konvensional

Jawab:
Pertama sekali kita sudah tahu bank konvensional adalah bank riba, dan semua yang berhubungan dengan riba nanti kita terlibat di dalamnya. Meminjam uangnya kah Menggunakan fasilitasnya, kalau memang dalam keadaan - keadaan solusi lain tapi tetap saja dilakukan, maka itu tetap.

Misalnya KPR, mobil, motor itu kan semua kalau menggunakan bank ribawi berarti yang jelas akadnya riba. Maka dia masih punya misal minimal solusinya ada perbankkan syariah, misal minimal atau dia sabar. Dia nggak usah buru - buru gitu. Nah kalau memang dasarnya adalah haram untuk menggunakan uang pinjaman dari bank konvensional karena jelas mereka menggunakan akad hutang piutang.

Hutang, saya hutangkan kamu 10 juta kamu bayar 12 juta dicicil 24 bulan, tetap utang namanya. Itu yang riba, itu riba jelas2, 'ainurriba di situ. Jadi nggak boleh, jelas nggak benar. Nabi SAW mengatakan, Allah suci bersih tidak terima kecuali yang suci dan bersih. Kata ulama hadis, adalah termasuk dana yang dipakai. Jadi ibadah tidak akan diterima kalau menggunakan pendapatan yang haram. Diantaranya uang hasil korupai dipakai untuk umroh atau haji.

Hukum Umrah Berulang Kali Dalam Satu Perjalanan



Hukum Umrah Berulang Kali Dalam Satu Perjalanan - Ust. Khalid Basalamah

Menit pertama sampai menit 5.20

Tanya:
Bagaimana umroh yang dilakukan berulangkali dengan satu kali perjalanan?

Jawab :
Jadi ada dua pendapat ulama, yang pertama adalah mengatakan satu kali perjalanan satu kali ibadah, satu kali haji jelas kalau itu haji, satu kali umroh juga. Mereka beristidlal dengan dalil mengatakan tidak pernah ternukil kepada kita, bahwasanya Nabi SAW  dan juga para sahabat umroh sampai dua kali dalam satu kali perjalanan. Jadi seperti itu saja karena tidak pernah ternukilkan pada kita bahwasanya Nabi SAW dan para sahabat pernah umroh sampai dua kali dalam satu kali perjalanan, gitu kan. Yang ada umroh kemudian pulang.

Pendapat yang kedua mengatakan tidak, masih terbuka khusus bagi penduduk yang berada di luar kota Mekah atau yang berada di luar jazirah Arab secara khusus, umumnya yang berada di luar kota Mekah dan Jedah. Karena kota Mekah dan Jedah ini miqptnya mereka dari rumah sendiri. Jadi mereka pakai ihram dari rumah langsung saja masuk har umroh selesai. Tapi selain kota Mekah dan Jedah itu mereka berihrom dari miqot termasuk penduduk Madinah. Selama mereka harus melewati miqot berarti masih terbuka kesempatan mereka untuk melakukan ibadah itu semampunya.

Dengan pertimbangan terutama luar jazirah Arab kayak kita di Indonesia yang memang pertimbangannya pertama perjalanannya jauh, yang kedua pertimbangannya itu besarnya biaya, waktu yang dipakai, selain jarak jauh, capek biasanya. Jaraknya, walaupun naik pesawat, tetap safar itu kita tuh mengenal adab kata Nabi SAW. Ada bagian yang termasuk adab, jadi orang merasa tidak nyaman dengan safar, jadi letihlah capek, sumpek dan seterusnya. Jadi ada banyak pertimbangan, jaraknya, capeknya dan biayanya. Seperti kalau kita kaya di indonesia misalnya sekarang umroh itu tidak akan kurang dari 20 juta walaupun itu sudah masuk paket sembilan hari. Tapi siapa saja yang bisa mengumpulkan uang 20 juta?, bagaimana kalau seseorang memang dia hanya mampu mengumpulkan uang 20 juta dalam seumur hidupnya untuk umroh.

Misalnya dia tinggal di gunung gitu, sekali2nya dia bisa umroh. Sementara ayah ibunya belum pernah umroh sebelumnya dan sudah mati. Umroh dan haji untuk orang mati itu boleh kan dalam islam, dan dalilnya cukup banyak dalam hal itu. Diantaranya hadis Bukhari kata Nabi SAW kepada salah seorang sahabatnya yang berkata, 'Ya Rasulullah, ayah saya nggak bisa lagi perjalanan jauh, sudah sangat tua, ada beberapa riwayat yang mengatakan sudah meninggal, apakah boleh saya umroh dan haji untuknya?' Kata Nabi SAW, " Haji dan umrohlah untuknya", berarti dibolehkan. Nah sekarang dia cuma bisa biaya umroh sekali seumur hidup, pada saat dia umroh ke sana kemudian ayah ibunya memang yang tadinya belum pernah umroh. Sementara hukum syar'i membolehkan dia umroh dan haji untuk keluarganya yang sudah meninggal.

Dia kalau kembali ke Indonesia mungkin tidak bisa kembali lagi karena tidak ada biayanya, maka hukum - hukum seperti ini pendapat kedua mengatakan boleh saja. Beda memang kalau orang itu dia travel misalnya, atau memang dia pemilik travel, dia setiap minggu berangkat, setiap bulan bisa berangkat, atau memang dia orang kaya raya bisa berangkat setiap bulannya bisa berangkat punya kemampuan ya sudah dia jalankan pendapat pertama umroh sekali saja. Tapi kalau dia punya kesulitan untuk kembal lagi, jaraknya jauh maka pendapat kedua mengatakan dibolehkan karena dasar hukumnya adalah umroh itu ibadah yang diperintahkan punya dalil. Jadi umroh itu adalah fadhilahnya besar, kemudian mengumrohkan orang yang sudah meninggal adalah ada perintahnya, berarti istinmbat hukum dari dalil itu lebih ada daripada pendapat pertama yang hanya mengatakan tidak pernah ternukil. Ya ini pendapat, wallohu 'alam. Ini dua pendapat.

Kalau saya pribadi saya tidak mengatakan pendapat... Saya lebih cenderung dengan pendapat yang kedua, kalau saya pribadi. Karena saya melihat memang sulitnya orang - orang kita untuk kembali. Dan memang kita harus fair untuk mengangkat pendapat para ulama dan tidak fokus kepada satu pendapat sehingga tidak kaku. Akhirnya sekarang orang - orang kita banyak sekali yang tidak bisa lagi, mereka pulang dan tidak bisa berangkat lagi dan tidak bisa ada kesempatan

B
eda kalau memang ada juga orang selalu berlebihan misal dia udah umroh nih buat diri dia kemudian dia keluar lagi dari Mekah ke miqot, biasanya ke jironah Nabi SAW, biasa memang pernah liat dari situ. Kemudian dia umroh hari ini, besok umroh lagi, lusa umroh lagi nahini mungkin yanhgperlu dipertanyakan  berulang-ulang dalam hal2 yang memang sebenarnya tidak ada hajat untuk itu. Terlebih lagi kalau dia bertahalul mencukur gundul rambutnya maka mungkin akan sulit gitu kan. Tapi kalau dia umroh buat dirinya kemudian mungkin buat orang tuanya, besok dia misalnya atau tiga hari atau seminggu kemudian sebelum dia pulang. Itu mungkin masih masuk dalam kategori pendapat kedua.

Pendapat kedua mengatakan juga tidak dianjurkan juga orang terus satu hari, kan kalau umroh kan dua jam bisa selesai. Satu hari dia umroh sampai lima kali misalnya, makanya tidak dianjurkan karena itu akan bertolak belakang malah dengan sunah Nabi masalah tahalul, mencukur rambut misalnya. Tapi kalau dia berikan jarak waktu dan memang dia itu hajatnya penting, dia nggak bisa kembali lagi maka insya allah tidak ada masalah, wallohu 'alam.

Hukum Umrah tanpa Mahram bagi Wanita



Hukum Umrah tanpa Mahram bagi Wanita - Ust. DR Syafiq Riza Basalamah MA


Di satu kajian diadakan semacam kompetisi dengan hadiah umroh, apa hukumnya umroh tanpa mahrom?

Kalau hadiah umroh jelas. Tanpa mahrom, hukumnya umroh tanpa mahrom? Kita tahu jangan bicara umroh tanpa mahrom, bukan umroh tanpa mahrom, safar tanpa mahrom, SAFAR TANPA MAHROM. Karena kalau bicara umroh tanpa mahrom, orang Mekah umroh tanpa mahrom karena dia di kotanya memang.

Safar, ada perempuan - perempuan yang masya Allah, dja kemana - mana tanpa mahrom. Dia berangkat ke Surabaya, ke tempat suaminya tanpa mahrom, pas mau umroh dia tanya, 'ustadz apa hukumnya umroh tanpa mahrom?' ente ke Surabaya tanpa mahrom, ke sana tanpa mahrom, safar. Kenapa kau tanyakan umroh tanpa mahrom, masalahnya bukan di umrohnya, tapi disafarnya.

Kalau biasa kemana-mana tanpa mahrom ya kau nggak perlu tanya umroh tanpa mahrom, orang kau biasa memang safar tanpa mahrom. Dan itu berdosa, safar tanpa mahrom bukan umroh tanpa mahrom. Ingat harus jelas, yang tidak boleh itu bukan umroh tanpa mahrom tapi safar tanpa mahrom.

Kemanapun, mau ke Mekah, mau ke Amerika ente, yang namanya safar tanpa mahrom itu dilarang. Kalau dia umpamanya safar melaksanakan umroh tanpa mahrom, sah umrohnya, umrohnya sah. Tidak dikatakan tidak sah umrohnya, karena permasalahannya bukan dengan umrohnya, permasalahannya dengan safarnya. Maka tolong diperhatikan.

Hukum Pinjam Uang dibank Buat Naik Haji

Hukum Pinjam Uang dibank Buat Naik Haji - Ustadz Abdul Somad Lc MA Tanya Ustadz, bagaimana hukum meminjam uang di bank untuk b...